Cerita Perjuangan Pengelola Pantai Pangasan Hadirkan Pantai yang Alami dan Indah

oleh -57 Dilihat
Keindahan Pantai Pangasan Kebonagung. (Foto: M Akhlis Sofan)

Pacitanku.com, KEBONAGUNG – Keindahan pantai-pantai yang ada di Pacitan memang tak diragukan lagi. Salah satunya adalah Pantai Pangasan, yang terletak di Dusun Batulapak, Desa Kalipelus, Kecamatan Kebonagung. Pantai yang baru beberapa tahun dikelola terpusat oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) ini memang menawarkan pemandangan menakjubkan.

Suasana laut biru, berdampingan dengan tebing bebatuan dan area persawahan warga menjadi ciri khas pantai ini, yang tentu sangat cocok dan sempurna untuk destinasi liburan.

Pantai yang akhir-akhir ini kembali viral ini memang menyajikan panorama cantik nan indah. Tidak hanya hamparan pasir dan laut serta ombaknya saja, tetapi juga panorama gunung Lanang yang menjadi landmark pantai ini menjadi keunggulan tersendiri.

Tak hanya itu, di area pantai juga ada persawahan dan batu-batu besar yang membuat pantai ini semakin memesona. Spot ombak, persawahan dan landmark Gunung Lanang ini menjadi ciri khas yang sering diabadikan oleh wisatawan yang berkunjung ke pantai tersebut. Lalu bagaimana pantai ini mulai dikembangkan dan dikelola?

Kawasan Pantai Pangasan. (Foto: Sulthan Shalahuddin)

Ketua Pokdarwis Pantai Pangasan,Joko,saat berbincang dengan Pacitanku.com belum lama ini mengatakan awalnya pantai ini belum dikelola oleh Pokdarwis. Pantai ini juga mulai dikenal sejak tahun 2004 yang lalu.

“Kalau Pantai Pangasan ini dulunya berlum ada pengelolanya mas, mulai tahun 2004 itu ada satu wisatawan yang memotret, kemudian foto tersebut tersebar dan menjadi viral, sebelumnya juga dari atas sana jalan sekitar 5 km, pengunjung masing jalan kaki 5 km,”kata Joko dalam rubrik Ngopi yang tayang di Youtube Pacitanku.

Dalam proses perkembangan kawasan wisata Pantai Pangasan, Joko mengatakan sejumlah pemuda juga menjadi relawan pantai untuk berupaya bagaimana caranya agar pantai ini menjadi ikon wisata di Desa Kalipelus dan bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata jangka panjang.

“Sehingga mulai tahun 2010,  relawan sudah bisa membuka akses, bahkan dari Pemdes juga membantu pembukaan akses jalan, itu juga belum, ada proyek, baru kerja bakti pembedahan jalan sampai di lokasi parkir sekitar 2 km jalan kesini (lokasi wisata), kemudian disitu juga kami relawan membuat lokasi parker seadanya, sekedar memfasilitasi wisatawan, karena sudah banyak wisatawan yang datang, tapi disini juga ibaratnya waktu itu belum siap menerima wisatawan,”jelas Joko.

Tahun demi tahun dilalui, obyek wisata yang memiliki landmark gunung mirip candi tersebut kemudian terus berkembang. Sehingga pada tahun 2018, kata Joko, Pemerintah Desa Kalipelus membentuk Pokdarwis Pangasan yang merekrut pemuda setempat.

Pacitanku saat berbincang dengan Ketua Pokdarwis Pangasan. (Foto: Sulthan Shalahuddin)

“Terus tahun 2018 Pemdes Kalipelus membentuk Pokdarwis, merekrut dari pemuda yang ikhlas menjadi pengelola di pangasan. Lokasi parkir sampai ke tempat wisata sekitar 2 kilometer,”tandas dia.

Pada tahun itu, juga semakin banyak pihak yang membantu pengembangan wisata pantai, salah satunya dari TNI. Dimana pada bulan Oktober 2018, ada kegiatan TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke-103 Pacitan yang difokuskan pada pembangunan infrastruktur wisata Pantai Pangasan.

“Ada TMMD itu, Alhamdulillah sudah ada pembedahan jalan sampai di lokasi di 1,5 km, disitu belum ada tempat parkirnya, istilahnya kami babat alas, pada saat itu belum ada tiket masuk, hanya menyediakan kotak sadar wisata, monggo kerso, njenengan mau membantu kemajuan ke pangasan monggo, tidak ya tidak apa-apa, yang penting kami, pengelola memberikan fasilitas keamanan dan kenyamanan,”ungkap Joko.

Selanjutnya, pada tahun 2020, Joko mengatakan Pokdarwis mengajukan ke Pemerintah Desa untuk membuat Peraturan Desa (Perdes) tiket ke Pantai Pangasan.

“Mulai 2020 itu kami mengajukan ke Pmedes untuk tiket masuk, sehingga tahun 2021 ini, mulai bulan mei, tiket masuk itu di Perdes-kan, karena kami pernah juga ikut pelatihan di Disparpora, yang namanya penarikanitu jangan sampai ada Pungli, sehingga Perdes itu diatur harga tiket wisata Pantai Pangasan,”kata Joko.

Sempat dibuka beberapa bulan dengan adanya Perdes HTM, Joko mengatakan pantai ditutup lagi akibat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di Pacitan.

Dalam berjalannya pengembangan kawasan wisata, Joko menuturkan banyak suka duka yang membersamainya. Dimana hal itu terlihat saat dimulainya perjuangan membuka akses jalan hingga perjuangan mengedukasi warga pemilik sawah agar berpikir jangka panjang untuk wisata.

“Suka dukanya, mulai dari 0 ada perjuangan, bahkan warga itu kan banyak yang belumpaham kaitannya dengan wisata, kalau saat ini sudah paham semua, kalau wisata itu jangka panjangnya lebih baik. Bahkan mulai tahun 2010 kalau tidak salah itu, kami dari pengelola itu bahkan menginginkan yang pemilik sawah itu jangan sampai menjual sawahnya milik pribadi,”jelas dia.

Kini, pantai tersebut terus dikelola oleh Pokdarwis setempat yang diharapkan akan menjadi salah satu sarana untuk menyejahterakan masyarakatnya. (red/DP)

Video Ngopi #12: Perjuangan Pengelola Pantai Pangasan Hadirkan Suguhan Wisata Pantai yang Alami dan Indah

No More Posts Available.

No more pages to load.