Kecamatan Tegalombo adalah Kecamatan yang berada di Kabupaten Pacitan, yang berada didaerah lintasan terpanjang DAS Grindulu, dan terletak diujung perbatasan dengan Ponorogo. Kondisi topografi wilayah yang berada di dataran tinggi, membuat Tegalombo lebih banyak menggantungkan potensi dari sektor pertanian dan perkebunan.
Langkah strategis untuk memaksimalkan potensi pertanian dan perkebunan itu adalah dengan memanfaatkan salah satu potensi yang ada yaitu Sungai Grindulu yang melintas sepanjang Wilayah Kecamatan Tegalombo, dengan memanfaatkan pertambangan Pasir dan Batu dan Perikanan. Banyak ditemui truk – truk pengangkut pasir mengambil pasir disepanjang sungai Grindulu untuk keperluan membangun rumah dan sebagainya. Sementara di beberapa tempat, juga sering ditemui para pemecah batu yang digunakan untuk keperluan pembangunan juga, seperti halnya di daerah Ngasem dan Gemaharjo.
Faktor iklim dan curah hujan di Kecamatan Tegalombo dipengaruhi oleh keadaan yang sebagian besar terdiri dari perbukitan dengan chujan rata-rata berkisar 1.432 mm/tahun dan suhu udara antara 22 sampai dengan 32 derajat Celcius.
Konidisi Geografis Tegalombo memiliki luas Wilayah 14.947,26 Ha, sedangkan secara administratif, Kecamatan Tegalombo terbagi menjadi 11 Desa yang tersebar, yaitu Desa Kemuning, Desa Kasihan, Desa Gedangan, Desa Kebondalem, Desa Gemaharjo, Desa Ngreco, Desa Gemaharjo, Desa Krajan, Desa Tahunan, Desa Tahunan Baru, dan Desa Ploso.
Kecamatan Tegalombo yang sebagian besar wilayah berada di DAS Grindulu ini memiliki batas sebagai berikut :
a) Sebelah Barat : Kecamatan Arjosari
b) Sebelah Timur : Kecamatan Slahung
c) Sebelah Utara :Kecamatan Nawangan
d) Sebelah Selatan :Kecamatan Tulakan
Kemudian kondisi hidrologi di Kecamatan Tegalombo dilalui oleh sungai yang berhulu di bagian utara dan pada umumnya sungai – sungai tersebut dipergunakan untuk pengairan sawah, mandi dan cuci.
Sementara, dari sektor transportasi, ketika melihat kecamatan satu ini, kita akan menyaksikan satu hal yang unik, yaitu adanya becak bermotor, yang merupakan sebuah transportasi becak yang digabung dengan sepeda motor. Saat ini sudah tercatat puluhan kendaraan seperti ini beroperasi setiap hari pasaran Kecamatan ini, yaitu hari pasaran Wage.
Selain wage, pasar terbesar kedua di kecamatan ini juga ada pasar Pahing yaitu di Desa Kebondalem. Selain itu juga kecamatan ini dapat dijangkau dengan bus, kendaraan angkutan umum, yang menghubungkan berbagai desa dengan jangkauan yang lumayan sulit, seperti desa Pucangombo, Bandar, Petung Sinarang di Bandar, atau desa Kasihan. Selain bus, warga biasanya memanfaatkan layanan ojek untuk melakukan aktivitas kesehariannya.
Di Kecamatan tempat kelahiran Pak Bambang Dwi Hartono (Wakil Walikota Surabaya) ini, juga terdapat Masjid terbesar kedua di Pacitan saat ini, setalah Masjid Darul Falah di Pacitan, yaitu Masjid Bhaitusshomad yang terletak di kawasan Desa Krajan. Aktivitas warga yang berhubungan dengan nilai spiritualitas sering dilakukan di Masjid ini.