Makna, Bentuk dan Sejarah Lambang Pacitan “Tata Pramana Hargeng Praja”

oleh

Sebagai Pemerintah Kabupaten, Pacitan juga memiliki lambang dan logo yang dipatenkan dan dipakai untuk berbagai agenda pemerintahan. Pemkab Pacitan sendiri membuat lambang Pacitan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 2 Tahun 1968 Tentang Lambang Daerah Kabupaten Pacitan, Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 3 Tahun 1968 Tentang Penggunaan Lambang Daerah. Dan dasar hukum lainnya adalah Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pacitan Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 2 Tahun 1968 Tentang Lambang Daerah Kabupaten Pacitan. Bagaimana bentuk dan asal-usul adanya lambang ini?

Dibuat oleh seorang PNS

Lambang Pacitan ini dibuat oleh seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) bernama Asan Soetrisno pada Tahun 1967 melalui sebuah kegiatan lomba. Setelah menang lomba, lambang ini akhirnya dipatenkan dengan lahirnya Perda 2/1968 tentang Pengesahan Lambang Daerah.

Saat membuat lambang tersebut, Asan sedang sakit, namun tetap menyelesaikan lambang dan berhasil memenangkan pembuatan lambang yang dibuat semacam lomba. Asan dengan lambangnya tersebut meraih juara pertama lomba pembuatan lambang Pacitan. Dia mendapatkan uang pembinaan Rp11 ribu dan juga piagam penghargaan.

Makna lambang

Lambang “Tata Pramana Hargeng Praja” diilhami dari sejarah berdirinya Pacitan pada Tahun 1755. Saat itu terjadi perang Palikan Nagari yang dipimpin Babat Giyanti. Saat itulah dibesut nama Pacitan yang berasal dari buah pace (mengkudu).

Di dalam lambang tersebut, ada Perisai Bersudut Lima. Ini melambangkan dasar negara Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila yang harus kita pertahankan sampai akhir zaman. Karena Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia selaras dengan tuntutan budi nurani umat manusia di dunia ini.

Kemudian, ada garis merah dan putih yang melingkari sebagian perisai yang menggambarkan lambang Bendera Negara kita. Merah berarti berani dan Putih berarti suci, sebagai jiwa bangsa Indonesia, berani karena kesucian, didalamnya terkandung makna kebenaran, kebijaksanaan dan keadilan serta tidak meninggalkan dasar Dasar Negara Indonesia, Pancasila. Garis hitam melingkar dibagian bawah separo perisai (sebagai kelanjutan garis merah), berarti kebenaran.

Selanjutnya ada tulisan “Tata Pramana Hargeng Praja” yang berarti tekad Pemerintah dan masyarakat Pacitan untuk menciptakan pemerintahan yang arif bijaksana serta mampu mengayomi dan mewujudkan masyarakat yang adil makmur, tata tentrem kerto raharjo di dalam wilayah yang dipenuhi bukit-bukit.

Kemudian, gambar Bintang adalah sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Sila Pertama dari Pancasila. Gunung Lima menunjukkan bahwa geografi Pacitan. Dimana terletak Gunung Lima yang terkenal sebagai tempat bertapa/ bersemedi.

Ada juga gambar pintu gerbang dan Tugu Pahlawan Pacitan. Ini mengingatkan kepada kita sebagai masyarakat Pacitan, kepada para pahlawan/patroit Pacitan yang telah gugur sebagai kusuma bangsa yang dulu telah gigih melawan kaum kolonial demi menegakkan kemerdekaan Nusa dan Bangsa Indonesia serta menjunjung tinggi Sapta Marga yang dituliskan sebagai pohon kelapa berdaun tujuh di atas Tugu Taman Pahlawan.

Laut Berombak Empat, digambar melengkung (berbatas gambar rantai) yang menunjukkan letak geografi Pacitan ditepi teluk yang melengkung dan menjorok kedaratan.

Ombak digambar 4, gunung digambar 5 buah, padi berjumlah 17, dan kapas berjumlah 8, bila dirangkai menjadi 17-8-45 adalah tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.

Juga ada rantai (Membatasi Laut) yang berarti persatuan dan kesatuan masyarakat Pacitan khususnya dan Indonesia pada umumnya yang harus digalang.

Ada juga ketela Pohon dan Bambu yang menjadi tanaman rakyat Pacitan, yang merupakan sumber penghidupan selama berabad-abad telah menghidupkan semangat juang dan kerja keras masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya.

Terakhir adalah padi dan Kapas yang menggambarkan bahan makanan pokok, sedangkan kapas bahan sandang. Ini diartikan sebagai pengharapan seluruh rakyat Indonesia terwujudnya murah pangan dan sandang.