BPBD Pacitan: 119 Desa dan Dua Kelurahan Disiapkan Jadi Destana

oleh -2 Dilihat
Sekretaris DPRD Pacitan Didik Alih Wibowo. (Foto: Putro Primanto)

Pacitanku.com, PACITAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan telah menyiapkan 119 desa dan dua kelurahan di Pacitan menjadi Desa Tangguh Bencana (Destana) sebagai langkah mitigasi struktural penanggulangan bencana alam.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo dalam perbincangan yang dikutip dari laman Youtube Pemkab Pacitan pada Kamis (16/9/2021).

Menurut Didik, terkait adanya potensi gempa dan tsunami, khususnya di selatan Jawa dan dampaknya di Kabupaten Pacitan, tentunya harus dilihat secara komprehensif, bagaimana menyiapkan masyarakat, kemudian bagaimana peran pemerintah dan bagaimana masyarakat pada akhirnya aman.

“Kemarin (Sabtu, 11 September 2021, red) dilakukan simulasi uji rambu, uji rambu itu bagian dari penanganan kebencanaan, kalau kita kaitkan dengan gempa dan tsunami, selama ini pemerintah daerah khususnya melalui kami di BPBD, telah melaksanakan berbagai program terkait dengan mtigasinya,”jelasnya.

Menurut Didik, langkah mitigasi itu ada dua, mitigasi struktural dan non struktural, sebagai bagian dari upaya penanggulangan bencana alam. Salah satunya adalah penyiapan Desa Tangguh Bencana (Destana) dimana ada 119 desa dan dua kelurahan yang disiapkan.

“Kita lihat saja di lapangan bahwa mitra-mitra kami, staf-staf kami sudah bergerak jauh terkait dengan penyiapan masyarakatnya, baik di desa, dengan destananya ada 119 desa yang telah disiapkan menjadi desa tangguh bencana, kemudian kelurahan ada dua, kita siapkan juga, hampir mirip latihan dengan yang dilaksanakan khususnya yang menjadi atensi pemerintah pusat,”paparnya.

Selain potensi bencana gempa dan tsunami, Didik mengatakan semua bencana hidrometeorologi juga menjadi prioritas penanganan Pemkab Pacitan.

“Tentunya semuanya menjadi prioritas, kalau kita lihat dampaknya potensi ini memang harus kita siapkan, itu yang menjadi berbeda, di banjir longsor itu setiap hujan setiap hari ada kejadian ini ya ini jangan dilupakan. Masyarakat kita ini butuh juga penanganan. Demikian juga hari-hari ini kekeringan itu intensitasnya luar biasa,”ujar Didik.

Terkait sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Sosial (Dinsos), Didik menyampaikan hal itu justru semakin menguatkan dalam upaya penanganan bencana alam.

“Kami melihatnya saling menguatkan dan terimakasih karena bencana ini ditangani secara holistik, semuanya berperan, semuanya berperan semuanya mempunyai kontribusi untuk menolong warga masyarakat,”tandasnya.

BPBD, kata Didik, sering saling mendukung dengan Dinsos. Sebagai contoh saat adanya pelaksanaan Kampung Siaga Bencana (KSB), pihaknya juga hadir secara administratif maupun kehadiran sana langsung.

“Begitu juga jika kami melaksanakan kegiatan simulasi, contohnya di PETA kemarin, Destana Tagana,  Tagana sudah berperan aktif yang kita diangkat, Jadi selama ini sudah berjalan baik sekali, saling mendukung, saling menguatkan,”ujarnya.

Sebagai bentuk sinergi, misalnya, kata Didik, Dinsos ada pada kesiapan membantu masyarakat dalam sarana prasarana, dapur umum dan logistic. Sementara, kata dia, BPBD dengan adanya tim reaksi cepat (TRC).

“Kami di BPBD juga dengan kekuatan pengerahan sumber daya sumber daya peralatan dan lain-lain di pertolongan pertamanya, di pertolongan daruratnya,”pungkasnya. (red/DP)

Video BMKG Ingatkan Pacitan Harus Siap dengan Skenario Terburuk Gempa-Tsunami

No More Posts Available.

No more pages to load.