Pacitanku.com, PACITAN – Dua kecamatan di Pacitan menyandang status sebagai daerah di Pacitan yang tidak terdampak corona dengan peta status hijau.
Hal itu disampaikan oleh Bupati Pacitan Indartato saat menyampaikan paparan dalam webinar yang bertema Collaborative Governance dan Kepemimpinan COVID-19 di Jatim, Klaster Riset Collaborative Governance and Dynamic Public Services (CGDPS) Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia, Sabtu (22/8/2020).
“Yang tidak terdampak, mudah-mudah tidak terdampak, adalah Donorojo yang merupakan kecamatan perbatasan dengan Jawa Tengah dan Bandar yang merupakan perbatasan Jawa Tengah dan Ponorogo,”kata Indartato.
Dari 12 Kecamatan di Pacitan, satu Kecamatan berstatus “risiko tinggi”, kemudian tiga kecamatan berstatus “risiko sedang”, kemudian enam Kecamatan berstatus “risiko rendah” dan dua Kecamatan tersebut, yakni Donorojo dan Bandar berstatus risiko “tidak terdampak.”
Mengutip data dari laman resmi penanganan COVID-19 Pacitan, per sabtu (22/8/2020), di dua Kecamatan tersebut tidak ada kasus konfirmasi positif COVID-19 sehingga kedua kecamatan tersebut berstatus tidak terdampak COVID-19.
Baca juga: Jadi Narasumber Webinar UI, Indartato Beberkan Strategi Penanganan Corona di Pacitan
Sementara, untuk risiko COVID-19 paling tinggi, kata Indartato, berada di Kecamatan Pacitan kota. Dimana dari total 74 kasus konfirmasi positif COVID-19, 20 diantaranyaberasal dari kecamatan Pacitan. Dengan rincian, 14 dirawat dan enam sudah sembuh.
“Risiko yang paling tertinggi di kecamatan kota, sedangkan yang risiko sedang di Kecamatan Punung yang perbatasan dengan Jateng, dan Kecamatan Ngadirojo serta Kecamatan Sudimoro ini perbatasan dengan Trenggalek, dan yang resiko rendah ini ada 6 kecamatan,”ujar dia.
Untuk status persebaran di tingkat desa, Indartato mengatakan dari total 171 desa dan kelurahan di Pacitan, ada 16 desa dan kelurahan yang terpapar, dan 155 lainnya masuk kategori aman.
“Mudah-mudahan yang terpapar jadi hijau semua,”tukasnya.
Indartato kemudian memaparkan hingga sabtu (22/8/2020), jumlah warga Pacitan yang terpapar COVID-19 berjumlah 74 yang terkonfirmasi positif.
“Dimana yang sembuh 60, dipantau 12 dan meninggal 2 orang. Dari 12, itu, dikarantina di wisma atlet, untuk perkembangan COVID-19 di Pacitan, bulan april 4 orang yang terpapar , bulan Mei 10 orang, Juni 10 orang, bulan juli ada lonjakan luar biasa menurut saya, ada 32 dan bulan Agustus sampai hari ini ada 18, mudah-mudahan turun terus dan menjadi daerah hijau,”jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Indartato menyampaikan klaster terbanyak COVID-19 di Pacitan adalah dari PLTU. Adapun rinciannya adalah klaster Sukolilo ada 5 orang, Temboro ada 10 orang, klaster Hadiwarno atau PLTU 32 orang dengan rincian sembuh 22, dirawat 8, klaster nakes dua orang dan klaster lain-lain 25 orang.
“Ini kondisi yang dialami Pemkab Pacitan adalah seperti ini, kalau kita melihat kasusnya paling tinggi dari dari perusahaan, yaitu kita punya PLTU, sedangkan klaster terbanyak kedua adalah klaster lain-lain, pendatang, terbanyak dari Surabaya, pulang ke kampung membawa virus menyebabkan 25 terpapar,”pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Dekan FIA UI Prof Dr Eko Prasojo sebagai keynote speaker. Hadir juga sebagai penanggap Ketua Klaster Riset CGDPS Prof Dr Amy YS Rahayu dan Ketua Program Pascasarjana FIA UI Prof Dr Irfan Ridwan Maksum. Bertindak sebagai moderator adalah Dosen FIA UI yang juga putra daerah Pacitan, Krisna Puji Rahmayanti.
Sementara dari jajaran Pemkab Pacitan, turut hadir Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo, Sekretaris Daerah Heru Wiwoho sp, Plt. Kepala Satpol PP Pacitan Sugeng Widodo, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Didik Alih Wibowo, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Rachmad Dwiyanto, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Trihariadi Hendra Purwaka dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pacitan Luki Tribaskorowati.
Editor: Dwi Purnawan