Apresiasi Puncak Hari Jadi, Turis Asing: I Hope I Can See More of This Beautiful Culture of Pacitan

oleh -958 Dilihat
BERTEMU TURIS ASING. Gelaran puncak Hari Jadi Pacitan (Hajatan) ke-279 pada Senin (19/2/2024) digelar dengan cukup khidmat dan menyedot perhatian masyarakat, baik lokal maupun mancanegara. (Foto: Pelangi/Pacitanku)

Pacitanku.com, PACITAN – Meski digelar secara sederhana, gelaran puncak Hari Jadi Pacitan (Hajatan) ke-279 pada Senin (19/2/2024) digelar dengan cukup khidmat dan menyedot perhatian masyarakat, baik lokal maupun mancanegara.

Salah satu yang cukup kagum salah satu peristiwa budaya tahunan itu adalah sejumlah turis dari Perancis.

This occasion is very beautiful and we are greeted with warmth (Acara yang sangat indah dan kita disambut dengan sangat hangat),”kata Richards, salah satu turis dari Perancis yang datang dan melihat sajian budaya puncak Hajatan ke-279.

Lebih lanjut, Richards mengungkapkan dirinya merasa tidak sia-sia datang jauh-jauh dari Perancis ke Indonesia terutama Pacitan untuk menyaksikan pagelaran hari jadi pacitan yang ke-279 ini.

Dia juga berharap bisa melihat lebih budaya indah dari Pacitan.

I hope I can see more of this beautiful culture of Pacitan (Saya harap saya dapat melihat lebih banyak budaya Indah dari Pacitan,”pungkas Richards.

Diberitakan sebelumnya di Pacitanku.com, puncak Hajatan ke-279 digelar sederhana namun berlangsung khidmat. Puncak peringatan Hari Jadi ke-279 Kabupaten Pacitan (Hajatan 279) berlangsung khidmat.

Mengusung tema ‘’Pacitan Mrabu Rahayu’’, prosesi berlangsung di Pendopo Mas Tumenggung Djogokarjo I dengan balutan seni budaya jawa.

Dalam kesempatan itu, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dan Wakil Bupati Pacitan Gagarin yang kompak mengenakan busana Jawa lengkap.

Begini Semarak Puncak Hari Jadi Pacitan ke-279 Bertema Mrabu Rahayu. (Foto: Putro Primanto/Pacitanku)

Sementara, Ketua DPRD Pacitan Ronny Wahyono beserta istri menggunakan busana Batabue Minangkabau. Kapolres Pacitan AKBP Agung Nugroho dan istri dengan baju adat Sumatera Selatan, kemudian Dandim 0801/Pacitan Letkol Inf. Roliyanto dan istri mengenakan baju adat Padang. Sedangkan Kepala Kejaksaan Negeri Pacitan Eri Yudianto beserta istri memakai busana khas Jambi.

Melalui prosesi kirab yang kental budaya jawa itu, Bupati Pacitan Bupati Indrata Nur Bayuaji dan istrinya Efi Suraningsih hadir di paseban agung pendopo kabupaten. Persembahan Beksan Bedoyo menjadi sajian istimewa bagi para tamu undangan.

Setelah acara penyerahan pusaka, Bupati Aji memberikan sambutan. Dia menyebut Hajatan menjadi perwujudan rasa syukur masyarakat Kabupaten Pacitan atas nikmat yang diberikan Tuhan. Selain itu juga menjadi sarana pembelajaran bagi generasi muda terhadap sejarah kabupaten Pacitan.

Bupati juga meminta doa restu seluruh masyarakat Pacitan pemerintah daerah telah membentuk tim penelusur sejarah Kabupaten Pacitan yang dipimpin langsung Sekretaris Daerah (Sekda).

Acara puncak Hajatan itu juga turut dihadiri para kepala daerah yang pernah menjabat di Pacitan, yaitu Bupati Pacitan periode 1990-1995 Soedjito, Bupati Pacitan periode 2011-2021 Indartato, dan Wakil Bupati Pacitan periode 2014-2016 Soedjono.

Selain itu, Pemkab juga memberikan penghargaan kepada pelaku seni atas pengabdian terhadap kesenian tradisi dan budaya di Kabupaten Pacitan.

Para seniman yang mendapatkan penghargaan adalah budayawan pencipta tari Eklek dari Desa Pelem, kecamatan Prigkuku Sukarman. Kemudian pencipta tari Kethek Ogleng (Alm) Sutiman dari Desa Tokawi, Kecamatan Nawangan serta pewaris sekaligus pelestari kesenian Wayang beber Ki Mangun Sukimin dari Desa Gedompol, Kecamatan Donorojo.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.