Berada di Zona Megathrust dan Sesar Grindulu yang Aktif Jadi Penyebab Pacitan Sering Diguncang Gempa

oleh -8 Dilihat
Ilustrasi Gempa Bumi di Pacitan
Ilustrasi Gempa Bumi di Pacitan

Pacitanku.com, PACITAN – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait kondisi kegempaan di Pacitan yang belakangan kerapkali terjadi.

Bahkan yang cukup tinggi getarannya terjadi pada Minggu malam dengan kekuatan magnitudo (M) 5,7.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas III BMKG Sawahan-Nganjuk, Sumber Harto dalam keterangannya, Selasa (25/7/2023) menuturkan penyebab Pacitan sering terjadi gempa karena daerah selatan jawa berada di daerah zona subduksi atau megathrust.

“Megathrust ini merupakan zona atau tempat bertumpunya lempeng indo Australia atau lempeng samudera yang menyusup ke bawah lempeng benua yaitu eurasia,”kata Sumber Harto.

Sebagai informasi, zona subduksi (subduction zone) adalah batas lempeng yang berupa tumbukan lempeng dimana salah satu lempeng menyusup kedalam perut bumi dan lempeng lainnya terangkat ke permukaan.

Lebih lanjut, Sumber Harto mengatakan dari penyusupan lempeng tersebut, terbentuknya beberapa gunung berapi di pulau jawa.

“Perubahan bentuk tersebut bisa mengakibatkan sering bergetarnya bumi sering disebut gempa bumi,”ujar dia.

Sumber Harto mengatakan zona megathrust sebenarnya tidak hanya berada di pulau jawa, namun membantang dari ujung sumatera hingga bali dan Nusa Tenggara.

“Untuk wilayah di selatan pulau jawa yang dilalui jalur gempa cukup aktif yaitu Jogja, pacitan trenggalek, blitar dan malang,”jelasnya.

Tak hanya dilalui zona megathrust, Sumber Harto mengatakan penyebab Pacitan juga kerapkali terjadi gempabumi adalah aktifnya jalur sesar Grindulu.

“Pacitan di daerah yang terjadi langganan gempa yaitu yang berhadapan dengan megathrust ditambah lagi aktifnya jalur sesar grindulu, gempa ini sering terjadi di daerah zona prisma akresi,”pungkasnya.

Sebagai informasi, prisma akresi terbentuk dari sedimen yang terakresi ke dalam lempeng tektonik yang menujam ke bawah batas lempeng konvergen.

Sebagian besar material di prisma akresi terdiri dari sedimen-sedimen laut yang tergerus dari bagian lempeng samudra yang menujam dan di beberapa kasus juga berasal dari produk-produk erosi dari busur kepulauan vulkanik yang terbentuk di lempeng diatasnya.