Dinkes Pacitan Dorong Perkuat Kolaborasi Atasi Stunting

oleh -0 Dilihat
PERCEPATAN PENANGANAN STUNTING. Ketua TP PKK bersama Kadinkes Pacitan saat acara review kerja tahunan percepatan penanganan stunting pada Selasa (20/12/2022) di Pacitan. (Foto: Sulthan Shalahuddin)

Pacitanku.com, PACITAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan mendorong semangat berkolaborasi diperkuat dalam upaya mengatasi kasus stunting atau gizi buruk yang masih terjadi di Kabupaten Pacitan.

Kepala Dinkes Pacitan dr Trihariadi Hendra Purwaka mengatakan saat ini ada 13,56 persen balita stunting di Pacitan dari total sekitar 2.400 balita di Pacitan.

Namun demikian data tersebut belum final mengingat baru 78 persen balita yang ditimbang, sementara sisanya 22 persen belum diketahui kondisinya.

“Jadi kami harapkan penanganan stunting itu ada kolaborasi, tidak bisa sendiri-sendiri, disepakati oleh tim,”kata dr Hendra saat ditemui awak media usai kegiatan review akhir tahun percepatan penanganan stunting pada Selasa (20/12/2022) di Gedung Karya Dharma Pacitan.

Sebagai contoh, jika penyebab awalnya karena sakit, seperti diare dan sebagainya, bisa segera ditangani oleh jajaran Dinkes.

“Tetapi kalau karena ketersediaan pangan tidak mampu, ya tentunya kolaborasi bagaimana menngkatkan kemampuan untuk membeli ketersediaan bahan pangan,”jelasnya.

Di sisi lain, dr Hendra mengatakan kolaborasi dari pihak keluarga juga diperlukan dalam penanagnan stunting. Salah satunya, kata dia, adalah pengetahuan keluarga terkait stunting juga sangat penting.

“Misalnya juga perilaku keluarga dalam memberikan asupan, karena kadang-kadang orang kaya juga tidak memperhatikan kualitas gizi anaknya, jadi pengetahuan keluarga atau parenting itu penting,”papar dia.

Untuk itu, Kadinkes mengatakan perlunya untuk melakukan analisa kolaboratif bagaimana penyebab utama adanya kasus stunting di Pacitan ini sehingga intervensi yang dilakukan pun jadi tepat saasaran.

“Utamanya yang penting itu juga adalah lingkungan, keluarga dan tetangga yang dikomandani pernagka desa, deteksi dan laporkan kepada petugas terkait, karena epedulian lingkungan penting, jadi kolaborasi dan sosialisasi untuk melakukan analisas spesifik tadi,”jelasnya.

Di Pacitan, kata dr Hendra, terjadinya kasus stunting paling banyak karena faktor ekonomi.

“Memang kalau disini paling banyak faktor ekonomi, daya belinya itu rendah karena  dari keluarga miskin, tapi ada yang tentunya orang kaya pun ada yang terdampak,”pungkasnya.