Ini Penjelasan BPBD Pacitan Terkait Gaduhnya Informasi Potensi Gempa-Tsunami dari BMKG

oleh -0 Dilihat
Kasi pencegahan dan kesiapsiagaan BPBD Pacitan Diannita Agustinawati. (Dok. Pacitanku.com)

Pacitanku.com, PACITAN — Kasi pencegahan dan kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Diannita Agustinawati turut menjelaskan terkait gaduhnya ihwal informasi model skenario terburuk dengan potensi gempa di Selatan Jawa Timur yang diprediksi bisa mencapai 8,7 magnitudo dan menimbulkan Tsunami.

“Sekali lagi, lewat media sosial, baik cetak, elektronik dan sebagainya, menghimbau kepada masyarakat bisa membedakan antara kata-kata atau kalimat potensi dan prediksi nggih, jadi bapak ibu sekalian warga masyarakat sekalian harus bisa membedakan kata-kata atau kalimat potensi dan prediksi,”jelas Diannita saat dikonfirmasi awak media pada Jumat (4/6/2021) di Pacitan.

Menurut Diannita, memang di selatan Jawa khususnya Kabupaten Pacitan itu memiliki potensi gempa bumi dan Tsunami. Namun, kata dia, hal itu belum dapat diprediksi kapan dan belum ada alat untuk mendeteksi kapan datangnya Tsunami.

“Tetapi kalau seumpamanya prediksi kapan gempa itu terjadi kapan tsunami itu terjadi sampai saat ini belum ada ilmuwan atau alat apapun yang bisa mendeteksi. Jadi sekali lagi dengan adanya video-video yang kemarin berdurasi kurang lebih berapa menit dari kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ibu Dwikorita Karnawati itu jangan ditelan mentah-mentah,”paparnya.

Menurut Diannita, potensi terjadinya gempa bumi dan tsunami itu merupakan kewajiban bagi pemerintah untuk menginformasikan kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah (Pemda).

Tujuan menginformasikan, kata Diannita, adalah untuk bisa mengurangi risiko bencana, dimana risiko bencana yang paling utama agar jangan sampai terjadinya korban jiwa.

“Itu menjadi kewajiban kita bagi pemerintah untuk menginformasikan kepada masyarakat. Sekali lagi kalau kita sudah diinformasikan oleh BMKG kita masyarakat yang berada di wilayah pesisir untuk selalu siap-siaga dan selalu waspada, jadi tujuannya positif seperti itu,”paparnya.

Sehingga, imbuh dia, video yang disampaikan oleh Kepala BMKG tersebut merupakan sekelumit dari paparan beliau yang Panjang.

Secara khusus, Diannita juga mewantu-wanti kepada masyarakat jangan termakan isu hoax. Atau, imbuh dia, isu-isu hoaks itu langsung disebarluaskan sehingga membuat panik kepada masyarakat.

Sampai saat ini, Diannita mengatakan pihaknya melalui BPBD terus memberikan edukasi terkait kebencanaan kepada masyarakat.

“Kita terus berikan edukasi kepada masyarakat, misalnya dulu kemarin danya kajian dari Profesor Widiyatmoko dari ITB, kemudian dari BMKG dan sebagainya, seringkali kalau seumapanya di medsos itu beritanya luar biasa, masyarakat panik. Sekali lagi potensi itu beda dengan prediksi,”pungkasnya.

Sebagai informasi, Kepala BMKG Dwikorita meminta kepada sejumlah Pemda di Jawa Timur untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam, termasuk skenario terburuk gempa bumi berkekuatan M 8,7 yang dapat memicu tsunami setinggi 30 meter. Hal tersebut diungkapkan oleh Dwikorita dalam webinar kajian dan mitigasi gempabumi dan tsunami di Jawa Timur pada, Jumat (28/5/2021) lalu.

Dalam kesempatan itu, Dwikorita bicara soal skenario terburuk gempabumi M 8,7 hingga genangan akibat tsunami setinggi 30 meter di sejumlah wilayah di provinsi tersebut.

Dwikorita mengungkapkan ada beberapa hal yang pemda perlu persiapkan dalam menghadapi potensi bencana alam. Pertama adalah kesiapan jalur evakuasi.

Pewarta: Sulthan Shalahuddin
Editor: Dwi Purnawan