Keren, Desa Wonosidi Kembangkan Pengelolaan Limbah Berbasis Ekonomi Sirkular

oleh -1 Dilihat
Bupati Pacitan Indartato beserta jajarannya, pada Kamis (4/3/2021) meninjau tempat pengelolaan sampah di Desa Wonosidi. (Foto: Istimewa)

Pacitanku.com, TULAKAN –  Kelompok Masyarakat Manggala di Dusun Papringan, Desa Wonosidi, Kecamatan Tulakan  sukses mengubah limbah sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM).

Rangkaian kegiatan pengelolaan limbah sampah berbasis ekonomi sirkular yang ada tersebut mendapat apresiasi dari berbagai kalangan.

Kegiatan itu melibatkan beberapa pemangku kepentingan baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya Masyarakat dan Pemerintah Desa Wonosidi, KMPG “Manggala Wonosidi” Pemerintah Kabupaten Pacitan, Australia Global Alumni, Griffith University, Women’s Earth Alliance dan NGO Greenwave.

Merespon inovasi tersebut, Bupati Pacitan Indartato beserta jajarannya, pada Kamis (4/3/2021) meninjau tempat pengelolaan sampah di Desa Wonosidi tersebut.

Dalam rangka mendukung komitmen pemerintah Indonesia dalam Our Ocean Conference untuk mengurangi sampah plastik 70 persen pada tahun 2025,  Bupati Pacitan meresmikan Desa Wonosidi sebagai Desa Wisata Edukasi Ekonomi Sirkular di Sekretariat Manggala Wonosidi.

Indartato menyampaikan bahwa inovasi masyarakat tersebut merupakan inovasi baru yang tadinya limbah dijadikan barang yang sangat  bermanfaat bahkan mempunyai nilai ekonomi .

“Saya sangat mengapresiasi  dengan kelincahan beliau berdua ini, bisa menjadikan Desa Wonosidi menjadi desa wisata edukasi, desa pengelola sampah berbasis ekonomi sirkular, tentu tidak mudah karena sampah plastik adalah limbah yang kita hadapi bersama selama ini, namun berkat kegigihan mereka bisa menjadi nilai ekonomi,”jelas Indartato.

Lebih lanjut, Indartato mengatakan pihaknya bangga atas adanya inovasi yang luar biasa ini. Menurutnya, kewajiban pemerintah daerah mendukung agar bersama sama nantinya sukses bahkan bisa di jadikan pilot project.

Sementara, Pimpinan Kelompok Masyarakat Manggala Wonosidi Yuli Triyatman mengatakan bahwa dalam melaksanakan progam ini awalnya tidak mudah, namun berkat pelatihan dan upaya upaya pemahaman kesadaran bisa teratasi bersama.

“Sebagai bentuk kerja keras sampah di pilah menjadi 9 bagian terlebih dahulu,niatan kita memang mengurangi permasalahan sampah yang ada saat ini, dan kemudian baru diubah menjadi nilai ekonomi,”jelas Yuli.

Sementara Ketua Umum NGO Greenwave Webri Veliana mengatakan Kegiatan ini merupakan bagian kecil dari rangkaian kegiatan seluruh pemangku kepentingan dalam berkolaborasi menjadikan desa Wonosidi sebagai prototype implementasi pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular.

Pewarta: Putro Primanto
Editor: Dwi Purnawan