Pemdes Jetak Desak Pemkab Segera Izinkan Operasional Wahana Jembatan Watu Bale

oleh -0 Dilihat
Jembatan Watu Bale di Desa jetak Kecamatan Tulakan. (Foto: Purnomo)

Pacitanku.com, PACITAN – Izin operasional wahana wisata ekstrem jembatan di Pantai Watu Bale, Desa Jetak, Kecamatan Tulakan, Pacitan sampai saat ini belum turun dari Pemerintah Kabupaten Pacitan.

Berdalih masih kurangnya syarat administrasi dan belum sesuai regulasi, wahana yang dibuat dengan anggaran dana desa melalui program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ini belum bisa beroperasi secara resmi.

Menurut Alif, pengelola wahana wisata Watu Bale, proses berdirinya destinasi wisata baru ini tidak hanya terjadi dalam waktu singkat. Alif menuturkan, pihaknya telah melakukan study banding dan konsultasi dengan pengelola di beberapa obyek wisata serupa, salah satunya di pantai Timang di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dari hasil study banding tersebut, pengelola Watu Bale juga telah dikolaborasikan beberapa konstruksi wahana, dan juga menambahkan properti konstruksi guna untuk menjaga keamanan dan keselamatan pengunjung nantinya.

“Konstruksi wahana jembatan Watu Bale kami sempurnakan semaksimal mungkin, demi menjaga keamanan dan keselamatan, apa yang belum ada di pantai Timang kami adakan disini, jadi konstruksi ini sudah kami sempurnakan,”kata pria yang juga anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Jetak, Kecamatan Tulakan pada Jumat (22/1/2021) di Pacitan.

Adapun penambahan konstruksi wahana Watu Bale, yang disempurnakan meliputi pemasangan pagar dari tali tambang di kanan kiri wahana yang di desain dengan jarak pendek, sehingga orang atau pengunjung tidak bisa masuk lepas ke laut.

Selain itu juga sarana tali pengaman tubuh, dimana setiap orang akan di lengkapi pengaman tubuh atau harness full body yang dikaitkan pada seutas tali tambang. Sehingga jika terjadi sesuatu, pengunjung tidak langsung terjun ke laut, melainkan menggantung pada tali tersbut.

Selain itu, kata dia, juga pemancangan anchor sejumlah 14 buah dengan masing-masing kedalaman 70 centimeter sebagai penguat konstruksi tali tambang.

“Tali tambang itu juga sesuai standart, bahan, elastisitas dan kekuatan sudah kami perhitungkan. Spesifikasi tali tersebut juga standart, dapat dilihat di google, testimoni tali tambang juga disampaikan oleh para nelayan yang juga menggunakan tali serupa dalam aktivitas keseharian mereka dalam melaut,”jelas Alif.

Ditempat yang sama, Kepala Desa Jetak, Marjuni yang mendukung 100 persen pembuatan wahana tesebut menyampaikan jika memang wahana jembatan tersebut tidak sesuai regulasi, agar ditunjukkan agar bisa memenuhi regulasinya.

Kades Jetak Marjuni (batik hitam).

“Kepala Dinas Pariwisata dan staf, juga PU, sudah kami ajak study banding di pantai Timang, mereka juga sudah melihat dan membandingkan konstruksi antara pantai Timang dan Watu Bale yang berbeda jauh,”kata Marjuni, usai audiensi diskusi terkait izin wahana diruang rapat Bupati Pacitan.

Yang menjadi persoalan, imbuh Marjuni, adalah perizinan dibukanya Jembatan Pantai Watu Bale yang hingga kini belum keluar.

“Namun kenapa izin tidak keluar, beri kami solusi jangan hanya bicara tidak boleh dan mengambang atas nama regulasi,”ujarnya.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun awak media, izin wahana Jembatan Watu Bale belum bisa keluar karena ada salah satu oknum di lembaga Forkopimda yang meragukan konstruksi bangunan.

Ketika dikejar tentang solusi dan regulasi, oknum dari lembaga tersebut tidak menjelaskan dengan gamblang, bahkan justru memerintahkan pengelola untuk membongkar wahana tersebut.

Dukungan pembukaan wahana ekstrem Watu Bale juga datang dari sejumlah organisasi lembaga olahraga ekstrem cabang Pacitan, seperti dari Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Himpunan Provider Outbound Indonesia (HPOI), Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) dan Pacitan Surfing Club (PSC).

“Ya, teman-teman pengelola Watu Bale secara sertifikasi personal sudah ada yang bersertifikat, ada yang dari pelatihan lifeguard, pemandu wisata dan juga tali temali, ya, secara personal mereka sudah cukup  berstandart,”jelas Khoirul, pengurus PSOI Jatim.

Sementara itu, Ketua harian FPTI perubahan cabang Pacitan, Insya Assabirin menjelaskan, terkait kekuatan tali tambang sudah sangat kuat.

Bahkan di dunia panjat tebing, kata dia, ada ukuran tali yang lebih kecil tapi uji teknis bisa menopang beban berton-ton.

“Spesifikasi tali sudah standart, di panjat ada tali yang lebih kecil ukuran diameternya, sering disebut tali prusik, itu kecil tapi bisa menarik beban sampai 2 ton, belum lagi tali carmantel, hal itu malah luar biasa kekuatan tarik bebannya, secara keamanan tali tubuh (harness full body) juga standrat, Watu Bale menggunakan tali tambang dengan ukuran 18 mm sampai 20 mm,”pungkasnya.

Untuk diketahui, pengelola wisata Pantai Watu Bale membuka wahana jembatan ekstrem untuk wisata minat khusus. Jembatan dengan panjang 100 meter tersebut telah selesai dibangun pada akhir Desember 2020 lalu dan direncanakan akan dibuka pada awal Januari 2021. Namun karena terkendala proses perizinan, hingga saat ini wahana tersebut belum dibuka.

Pewarta: Julian Tondo
Editor: Dwi Purnawan