Warga Terdampak Tanah Gerak di Gasang Direkomendasikan Relokasi

oleh -0 Dilihat
Jalur Ambles Ngile-Gasang
Jalur Ambles Ngile-Gasang

Pacitanku.com, PACITAN – Fenomena tanah gerak yang terjadi di Dusun Krajan, Desa Gasang, Kecamatan Tulakan, Pacitan lebih besar dibanding patahan tanah Sepring, Kecamatan Bandar. Luasan area yang terancam tanah gerak mencapai sekitar lima hektar. 

Sedikitnya, tujuh rumah milik warga RT 3 dusun tersebut diperkirakan bakal terus mengalami kerusakan. Tidak ada pilihan lain bagi warga selain pindah lokasi tempat tinggal. 

‘’Sama-sama tipe lamban seperti di Sepring (Bangunsari, Bandar), namun areanya lebih luas di sini (Krajan, Gasang),’’ jelas Kasubid Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Barat, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Sumaryono. 

Kamis (25/5) Kemarin, tim PVMBG menyambangi Dusun Krajan, Desa Gasang, untuk melakukan peninjauan lapangan. Hasilnya, diketahui gerakan tanah dipicu oleh curah hujan. 

Disamping itu, kontrol kondisi geologis wilayah dusun tersebut lemah. Salah satunya karena ada kandungan tanah berjenis lempung di bawah pemukiman warga setempat. 




Dan, karena rumah warga berlokasi di dekat mahkota (titik utama retakan), maka dampak kerusakan pun cepat berkembang. 

‘’Kalau dibangun permanen ya rusak terus. Terutama karena rumah-rumah warga berada di dekat mahkota retakan,’’ terangnya.

Karena itu, PVMBG merekomendasikan warga RT 3 Dusun Krajan, yang terdampak retakan untuk relokasi ke tempat yang lebih aman. Beberapa tempat yang direkomendasikan untuk relokasi, yakni lahan sebelah barat mahkota retakan. 

Lahan tersebut cukup lapang, dan dinilai aman dari pergerakan tanah. Sementara, lanjut Sumaryono, area pemukiman warga bisa dialihfungsikan sebagai lahan pertanian. 

Namun, bukan sembarang pertanian. Yang dianjurkan, jenis pertanian tanaman dengan akar yang kuat. 

‘’Jangan padi. Karena jika diubah menjadi persawahan, itu semakin mempercepat perkembangan gerakan tanah. Karena meresap banyak air,’’ sebutnya.

Disamping itu, Sumaryono juga mengimbau masyarakat dan perangkat desa setempat untuk sebaiknya menutup celah-celah retakan tanah. Itu untuk meminimalisasi air bisa masuk melalui celah tersebut. 

Jika itu bisa dilakukan, ada kemungkinan perkembangan gerakan tanah di Krajan, bisa diminimalisasi. 

“Celah retakan harus ditutup supaya tidak dimasuki air. Itu yang memperparah pergerakan tanah di sini (dusun Krajan, Gasang),’’ ujar Sumaryono. 

Sumber: Radar Madiun