Tanah Gerak Landa 7 Rumah di Jetak Tulakan

oleh -0 Dilihat
Tanah gerak di Desa Jetak Kecamatan Tulakan. (Foto: Juliantondo/Pacitanku CJ)
Tanah gerak di Desa Jetak Kecamatan Tulakan. (Foto: Juliantondo/Pacitanku CJ)

Pacitanku.com, TULAKAN – Bencana alam tanah gerak terus mengepung Pacitan dari berbagai wilayah. Terbaru, fenomena alam tersebut membuat tujuh rumah di Dusun Godeg Wetan, Desa Jetak, Kecamatan Tulakan, rusak-rusak. Dampak pergerakan tanah mulai dirasakan selama tiga bulan terakhir.

Ketika hujan lebat, warga memilih mengungsi ke rumah tetangga atau kerabat yang lebih aman. ‘’Ketika hujan lebat, saya tidak mau ambil risiko. Lebih baik mengungsi ke rumah tetangga yang lebih aman,’’ ujar salah seorang warga terdampak tanah gerak Jetak, Soidi, sebagaimana dikutip dari Radar Madiun.

Selain Soidi, ada enam warga Godeg Wetan lain yang terdampak tanah gerak. Kondisi di rumah ketujuh korban itu juga tidak jauh berbeda. Namun, kerusakan yang paling parah dialami Soidi. Muncul garis retakan sepanjang sepuluh meter di lantai rumah Soidi.

Lantai rumahnya sampai pecah-pecah akibat munculnya garis retakan tersebut. Di salah satu celah retakan, kedalamannya bahkan mencapai sepanjang lengan tangan Soidi. ‘’Celah ini seperti ruang kosong. Seolah di bawah rumah tidak ada tanah untuk berpijak,’’ ujarnya.

Dinding rumah Soidi juga rusak parah. Retakan membuat lubang yang bisa ditembus telapak tangan orang dewasa. Tidak hanya itu, kusen pintu dan jendela rumah Soidi kini rusak parah. Jendelanya, bahkan sampai terlepas. Dan harus diikat dengan seutas tali. Karena, tidak lagi muat terpasang.




Tidak jauh berbeda dengan rumah Soidi, Sutarji juga termasuk yang paling merasakan dampak tanah gerak Jetak. Sejak empat tahun terakhir, dia sudah memindah lokasi rumahnya yang semi permanen itu sebanyak tiga kali. Pergerakan tanah sejak setahun terakhir dinilainya yang terparah. ‘’Terutama, selama hujan lebat tiga bulan ini,’’ katanya.

Menurut Sutarji, kemunculan fenomena tanah gerak Jetak sudah berlangsung cukup lama. Yakni, sejak empat tahun terakhir. Namun, kondisinya baru mulai memburuk di tahun ini. Dampak tanah gerak bahkan dapat diketahui setiap hari. Terlebih seusai turun hujan lebat. Dia menyebut warga Godeg Wetan sudah melaporkan fenomena tersebut ke Pemdes Jetak. “Kejadian seperti ini pernah terjadi sekitar tahun 1965, tanah melorot mencapai luas kurang lebih 1 Ha. Saat ini tanah melorot kurang lebih luasan 600 m,”katanya lagi.

Kepala Seksi Kedarutan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Pujono, mengaku pihaknya belum meninjau lokasi tanah gerak Jetak. Menurutnya, fenomena tanah gerak Jetak tergolong temuan baru. Pasalnya, Pujono baru dilapori fenomena tersebut Kamis (30/3) malam lalu.

Sampai kemarin, laporan secara tertulis bahkan belum diterimanya dari pihak desa. ‘’Fenomena tanah gerak Jetak termasuk baru. Kemungkinan, perkembangannya baru dimulai setahun terakhir. Harus dicek langsung dahulu sebelum menyimpulkan,’’ ujarnya.

Sumber: Radar Madiun
Foto: Juliantondo/Pacitanku CJ