Pacitanku.com, PACITAN – Setelah menunggu berbulan-bulan, musim penghujan kembali datang di Pacitan. masyarakat Pacitan pun kini tak lagi kekurangan air ataupun kekeringan, karena lambat laun sumber air mulai melimpah.
Staf Informasi dan Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya Eko Prasetyo mengemukakan bahwa Pacitan yang masuk kawasan Jatim bagian selatan kini curah hujan lebih banyak daripada daerah lainnya. “Kondisi seperti ini akan berlanjut hingga masuk musim hujan pada akhir November hingga awal Desember,” katanya di Surabaya, Selasa (10/11/2015) kemarin.
Namun demikian, yang musti diwaspadai adalah titik bencana saat musim penghujan yang terjadi di Pacitan, yakni tanah longsor dan banjir. Dua bencana alam tersebut menjadi langgana di Pacitan saat musim penghujan tiba.
Dari hasil penelusuran Pacitanku.com, beberapa titik bencana alam saat musim penghujan di Pacitan, diantaranya adalah sebagai berikut:
Yang pertama adalah tanah Longsor di sepanjang jalur Pacitan-Ponorogo, terutama di kecamatan Arjosari dan Tegalombo. Daerah ini memiliki titik bencana di hampir semua jalurnya, sebab sepanjang jalan berada di pinggir tebing yang curam.
Hal ini disebabkan kondisi tanah yang masih labil. Jika di musim kemarau tanah mengalami retak-retak, sementara saat musim penghujan mudah ambrol jika diterjang hujan deras berjam-jam. Yang terparah dan patut diwaspadai adalah dua titik di KM Surabaya 228 ruas Dusun Dondong dan di KM Surabaya 233 Dusun Kalipego. Keduanya wilayah Desa Gemaharjo, Kecamatan Tegalombo, Pacitan.
Di lokasi pertama badan jalan amblas sepanjang 30 meter dengan lebar mencapai separoh bagian jalan beraspal. Sedangkan di lokasi ke dua, ancaman longsor dapat terjadi sewaktu-waktu karena adanya material sisa penambangan batu alam yang berjarak kurang dari 1 meter dari jalan raya. Bahkan, saat musim kemarau pun, bekas tambang ini mengalami amblas. Sementara, saat ini pihak terkait sedang membangun jembatan Baily di lokasi Dondong, Gemaharjo.
Selain di dua lokasi tersebut, jalur di sepanjang Kecamatan Tegalombo menuju ke Kecamatan Arjosari juga memiliki risiko bencana tanah longsor yang cukup tinggi. Setidaknya, titik rawan bencana tanah longsor di Pacitan berada di tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Pacitan, Nawangan, Tegalombo, Arjosari, Sudimoro, Tulakan dan Pringkuku.
Yang kedua adalah banjir yang sering terjadi di sepanjang aliran sungai Grindulu dan Sungai Lorok. Seringkali, debit air yang naik di sungai Grindulu mengakibatkan badan jalan Ponorogo Pacitan mengalami longsor, sehingga jarak sungai dengan rumah warga tinggal beberapa meter saja. Bahkan, banjir di sungai Grindulu juga seringkali memakan korban, terutama di wilayah kecamatan Arjosari.
Sementara di Kecamatan Ngadirojo atau Lorok, seringnya sungai Lorok mengalami kenaikan debit air atau meluap menyebabkan sering terjadi bencana banjir yang pada akhirnya mengakibatkan rumah warga, jalan atau jembatan di wilayah tersebut rusak atau putus.
Berikut Titik Kemungkinan Rawan Longsor dan Banjir di Pacitan (Data Pacitanku.com selama 2013-2014)
No. | Lokasi | Kemungkinan Bencana alam | Penanganan |
1 | Dondong, Desa Gemaharjo, Tegalombo | Tanah Amblas/Longsor | Dibangun jembatan Baily/ kendaraan roda enam via jalur lain |
2 | Kalipego, Gemaharjo, Tegalombo | Tanah Longsor di area tambang Galian C | Dibuat jalur alternatif, namun jalur alternatif terlalu curam |
3 | Sepanjang jalan Tegalombo-Arjosari | Tanah Longsor dan Banjir Bandang | Ada papan peringatan bencana alam |
4 | Jalur Alternatif Sedeng, Pacitan-Pringkuku | Tanah Longsor | Ada papan peringatan bencana alam |
5 | Dusun Dembo Kidul, Ngadirojo | Banjir Bandang | Dibuat jembatan |
6 | Desa Hadiwarno, Kecamatan Ngadirojo | Banjir Bandang | – |