Kerugian Akibat Tanah Amblas Kedungbendo Capai 1,6 M

oleh -0 Dilihat
Tanah Amblas (Foto : Doc.info Pacitan)
Tanah Amblas (Foto : Doc.info Pacitan)
Tanah Amblas (Foto : Doc.info Pacitan)
Tanah Amblas (Foto : Doc.info Pacitan)

Pacitanku.com, ARJOSARI—Meskipun tak ada korban jiwa, kerugian material akibat bencana tanah amblas yang terjadi di kawasan permukiman Dusun Ngasem, Desa Kedungbendo, Arjosari, Jumat (10/1/2013) ditaksir mencapai 1,6 milyar.

Akibat kejadian tersebut, tanah dilokasi tersebut mengalami amblas 5 hingga 7 meter, dan sedikitnya 9 rumah mengalami rusak berat, dua diantaranya bahkan amblas dan roboh terbenam tanah. Untuk sementara warga tinggal di rumah saudara maupun warga lain serta gedung sekolah setempat. Sedangkan dampak abrasi sungai, 1 rumah hanyut.

Bencana alam yang terjadi pada kamis (9/1) sekitar pukul 20.00 WIB tersebut sontak membuat warga panik. Karena tidak mau ambil resiko, warga  setempat pun memilih mengungsi. Mereka takut sewaktu-waktu tanah amblas semakin melebar. Dan seperti dketahui, fenomena tanah retak ini sudah terjadi lama, akan tetapi karena pergerakanya baru kecil, dan baru setelah semakin melebar, warga memutuskan untuk mengungsi.

“Deg-degan terus sampai ndak bisa tidur. Khawatir terjadi bencana lagi,” tutur Katinem, perempuan lanjut usia, seperti dikutip dari Detik, Jumat (10/1/2013).

Pasca kejadian tersebut, muncul wacana untuk melakukan relokasi, meski akhirnya pemkab setempat tak langsung menyetujui. Hal itu menjadi opsi terakhir setelah kajian teknis selesai dilakukan. Adapun langkah jangka pendek adalah memaksimalkan tanggap darurat bencana. Yakni dengan mengevakuasi korban, menyelamatkan harta benda yang tersisa, serta memberikan bantuan pangan.

“Soal itu (relokasi), kita tunggu hasil kajian tim teknis dulu,” ujar Sukowiyono, Plt Sekda Pacitan saat berbincang dengan detik.com di lokasi bencana, Jumat (10/1/2014).

Lokasi bencana alam yang berada dekat bantaran sungai Grindulu itu penyebabnya masih dalam penelitian pihak terkait seperti tim dari Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur dan Dinas Pertambangan dan Energi Pacitan.

Redaktur : Robby Agustav