Waspadai 9 Titik Rawan Macet Mudik Lebaran di Jatim

oleh -0 Dilihat
Ilustrasi mudik dengan motor
Ilustrasi mudik dengan motor

Pacitanku.com, SURABAYA – Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur meminta masyarakat mewaspadai jalur rawan macet saat musim arus mudik dan balik 2016.

“Waspadai jalur-jalur rawan macet sehingga lebih baik memilih jalur alternatif untuk kelancaran,” ujar Kepala Dinas PU Bina Marga Jatim, Supaad, ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Rabu kemarin.

Berdasarkan catatannya, terdapat sembilan titik rawan macet di Jatim yang mayoritas disebabkan karena penyempitan dan persimpangan jalan, bahkan di sejumlah jalur nasional bergelombang.

Jalan rawan macet, kata dia, pertama ada di Taman-Krian Sidoarjo hingga Mlirip-Jampirogo-Mojokerto, yang biasanya dari “by pass” Mojokerto dan Waru-Krian sering macet karena volume kendaraan dan persimpangan jalan. Kemudian di jalur Gresik-Lamongan-Babat, khususnya di daerah Duduk Sampeyan Gresik karena ada penyempitan jalan akibat perbaikan untuk pelebaran jalan yang belum tuntas.




“Di Lamongan ada dua persimpangan rel yang longgar walau empat lajur masih rawan macet. Di Pucuk Babat jalan juga tidak rata. Ini jalan nasional dan pemudik kalau lewat seperti naik kuda, jadi harus hati-hati,” ucapnya.

Selanjutnya di jalur Jombang-Kertosono-Nganjuk-Caruban, dan jalan di Pulorejo, simpang Mengkreng Kertosono, serta Nganjuk-Caruban karena penyempitan jalan maupun rel.Jalur rawan macet lainnya adalah Mantingan-Ngawi yang merupakan jalan nasional dan banyak lubang rekat serta bergelombang.

“Saat ini perbaikan masih dilakukan dan selesai 22 Juni mendatang. Penyempitan juga terdapat di Jembatan Dadung dan Kedung Pring dari empat lajur menjadi dua lajur,” katanya.

Berikutnya, jalur Ponorogo-Pacitan KM 228 juga patut diwaspadai karena pernah terjadi longsor pada 2015 sehingga solusi sementara adalah pemerintah membangun jembatan darurat yang diprediksi selesai H-10.”Relokasi jalan sepanjang 450 meter masih tahap pembebasan lahan dan fisik. Ini di jalur utama tepatnya Desa Gemaharjo. Sedangkan jembatan hanya bisa dipakai kendaraan kecil,” katanya.

Selain itu, jalur Bojonegoro-Padangan-Ngawi yang kondisi jalannya rusak 30 kilometer dengan kondisi sebagian retak dan bergelombang karena tanah bergerak. Tidak itu saja, di wilayah Madura yang kini menjadi jalan nasional sejak awal 2016 juga rawan terjadi macet, khususnya di Bangkalan-Ketapang-Satabar hingga Sumenep.

“Sedangkan, di sisi selatan mulai Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep juga ada penyempitan dan jalan berlubang, serta pasar tumpah yang menyebabkan macet,” kata mantan penjabat Bupati Jember tersebut Jalur Probolinggo-Wonorejo-Lumajang- Jember hingga Banyuwangi juga rawan macet, serta di Gunung Kumitir antara Jember-Banyuwangi rawan longsor maupun jalan tanjakan sehingga rawan kecelakaan.

Titik rawan macet lainnya yakni di jalur Situbondo-Banyuwangi akibat pelebaran Jembatan Ketapang yang diupayakan segera selesai karena pada 10 hari menjelang Hari Raya Idul Fitri pengerjaannya harus dihentikan. (RAPP002)