Pesan Wabup Gagarin Hadapi Wabah PMK: Tetap Antisipatif, Tidak Perlu Khawatir

oleh -0 Dilihat
Wakil Bupati Pacitan Gagarin . (Foto: Sulthan Shalahuddin/Pacitanku.com)

Pacitanku.com, PACITAN – Wakil Bupati Pacitan Gagarin menyampaikan sejumlah pesan kepada masyarakat utamanya peternak menghadapi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Pacitan.

“Yang pertama, bagaimanapun juga adalah (caranya) menghindari pergerakan ternak itu sendiri, jangan ngambil ternak (dari) luar daerah, terutama di wilayah perbatasan, misalnya di Pasar Punung, Pasar Bandar, seharusnya betul-betul antisipatif terutama dari wilayah dari pusat penyebaran PMK,”kata Gagarin, Senin (6/6/2022) di Pacitan.

Langkah berikutnya, yang kedua, Gagarin mengimbau masyarakat, utamanya para peternak untuk tidak panik.

“Bilamana yang sudah terjadi (positif PMK, red), jangan panik, tetapi ada kemungkinan tenrak yang kena PMK ini bisa sembuh walaupun tingkat kesembuhannya 90 persen, sedemikian rupa diadakan perawatan, pengobatan, tapi yang terbaik antisipasi, saya pikir kita tidak perlu khawatir sekali tetapi antisipatif,”jelas pria yang juga pengusaha daging sapi ini.

Senada dengan Gagarin, Pejabat otoritas veteriner Kabupaten Pacitan drh Kus Handoko mengimbau masyarakat untuk membatasi mobilitas ternak dan media penularan lainnya untuk mengantisipasi PMK.

“Yang utama adalah membatasi mobilitas ternak, mapun media penularan lainnya, seperti misalnya truk yang sering keluar masuk pasar, kemudian peralatan, dan manusianya juga yang misalnya ada pedagang yang keluar masuk kandang itu akan berpotensi sekali untuk penularan ternak,”jelasnya.

Secara khusus, drh Kus Handoko mengatakan ciri utama ternak terkena PMK adalah menunjukkan gejala sakit.

“Tidak mau makan, liur berlebih, kemudian disertai adanya lepuh sekitar mulut, ada lepuh di sela sela tubuh, sapi dan domba kambing kukunya di tengah lepuh yang di mulut itu seperti sariawan pada manusia,”ujarnya.

Dari hasil penemuan terhadap 55 kasus dugaan PMK di Pacitan, drh Kus Handoko mengatakan secara umum merupakan ternak milik warga.

“Yang kita ketemukan secara umum yang jelas ada ternak baru yang masuk ke kandang, entah itu dari lokal atau dari luar kota, karena ketika dari pasar sulit untuk di runut lagi entah dari luar atau lokal, kita tidak tahu, yang jelas muncul ternak baru di kandang, satu dua hari berikutnya muncul gejala itu,”pungkasnya.

Berdasarkan data yang diterima hingga Senin (6/6/2022), terdapat 55 kasus suspek PMK dengan sebaran terbayak di wilayah Kecamatan Bandar sebanyak 32 kasus.

Kemudian untuk wilayah lain, Kecamatan Nawangan 13 kasus, Kecamatan Donorojo 2 kasus, Kecamatan Tegalombo 6 kasus dan Kecamatan Tulakan 2 kasus.

Atas kondisi itu, Pemkab Pacitan sendiri berencana menutup aktivitas seluruh pasar hewan di Pacitan mulai Sabtu (11/6/2022) mendatang.

Antisipasi PMK, Pemkab Pacitan Tutup Aktivitas Seluruh Pasar Hewan