Goa Tabuhan Kembali Dibuka, Pengunjung Bisa Menikmati Sajian Musik dari Bebatuan

oleh -20 Dilihat
DIBUKA. Goa Tabuhan kembali dibuka dan menerima kedatangan pengunjung pada Sabtu (13/11/2021). (Foto: Dok. Pacitanku.com)

Pacitanku.com, PUNUNG – Destinasi wisata Goa Tabuhan akhirnya kembali dibuka. Destinasi wisata di Pacitan yang terletak di Dusun Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan Punung, ini sempat tutup beberapa bulan, lantaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Kini, masyarakat dapat kembali mengunjungi Goa Tabuhan mulai Jumat (5/11/2021) dengan penerapan protokol kesehatan ketat.

Goa Tabuhan, bersama Goa Gong sendiri secara resmi dibuka merujuk dari Surat Edaran (SE) Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf nomor SE/31/IL.04.00/DII/2021.

Pantauan Pacitanku.com pada Sabtu (13/11/2021), sejumlah pengunjung mulai mendatangi Goa Tabuhan yang dikenal dengan salah satunya sajian musik campursari yang ditabuh dengan bebatuan stalaktit.

Saat mulai dibuka, suguhan yang menjadi menu utama saat mengunjungi saat mengunjungi Goa Tabuhan Pacitan memang pertunjukan musik jawanya.

Seorang penabuh musik dari batu di Goa Tabuhan memukul batu stalaktit dan menghasilkan suara musik jawa. (Foto: Dok. Pacitanku)

Pertunjukan ini terbilang unik, karena suara musik yang dimainkan merupakan hasil dari perpaduan batu-batu stalagmit dan stalagtit, yang di pukul secara berirama sehingga menghasilkan suara mirip musik gamelan. Pengunjung yang datang pun cukup membayar Rp200 ribu untuk menikmati 5 sajianlagu.

“Sudah mulai dibuka sejak Jumat 5 November 2021 lalu mas (wartawan), pengujung juga sudah mulai menikmati musik campursari yang ditabuh menggunakan batu stalaktit Goa Tabuhan, jadi musiknya dari batu, jadi Goa Tabuhan ini dua ruangan itu bisa ditabuh campursari, itu ada krunya sendiri,”kata Susilo, salah satu pengelola Goa Tabuhan saat ditemui pada Sabtu (13/11/2021) sore.

Sebelum dibuka, Susilo yang menggantikan tugas ayahnya sebagai juru kunci Goa ini mengatakan kondisi Goa Tabuhan tidak ada pengunjung karena terkait aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berlangsung selama beberapa bulan.

“Ya kita tutup sebelum 5 November itu, jadi kalau ada pengunjung (waktu itu) kita minta balik,”tandasnya.

Susilo mengatakan, selama ini pengunjung yang seringkali datang ke Goa Tabuhan adalah pengunjung dari luar Kota Pacitan. “Kebanyakan pengunjung Goa Tabuhan ini dari luarkota, dari Jogja, Semarang dan Solo, paling banyak,”tukasnya.

Susilo juga berharap geliat pariwisata dan kunjungan di Goa Tabuhan kembali meningkat seiring dibukanya obyek wisata tersebut. “Ya mas betul, semoga wisata disini mulai bergeliat,”pungkasnya.

Selain musi dari bebatuan goa, Goa yang dulunya dikenal dengan Goa Tapan ini juga memiliki satu ruangan lagi, yang diyakini biasa dipakai Kyai Ali Basya Sentot Prawirodirjo untuk bertapa. Sebagaimana diketahui Kyai Ali Basya Sentot Prawirodirjo adalah Bupati Madiun yang terkenal gigih melawan Belanda bersama Pangeran Diponegoro.

Lokasi pertapaan Kyai Ali Basya Sentot Prawirodirjo di Goa Tabuhan sekitar 500 meter dari mulut goa. Suasana di sekitar tempat itu terasa agak gelap dan butuh penerangan berupa senter.

Menurut keterangan Susilo, selain bertapa, Goa Tabuhan juga dipakai Kyai Ali Basya Sentot Prawirodirjo sebagai tempat persembunyian. Hingga kini tempat pertapaan tersebut masih terawat dan menjadi jalur destinasi terakhir di Goa ini.