Pacitanku.com, PACITAN – Maraknya kabar dugaan penggunaan dana bantuan sosial sebagai media sarana politik pemilihan bupati dan wakil bupati Pacitan, membuat beberapa pihak menjadi gerah.
Informasi yang dihimpun media, dana bansos yang berasal dari Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Dinsos Pacitan untuk warga terdampak coronavirus disease 2019 (COVID-19) senilai Rp 2,5 miliar tersebut yang disalurkan melalui 29 lembaga kesejahteraan sosial (LKS) di kabupaten Pacitan, bisa dikatakan fiktif.
Berdasarkan pantauan wartawan, hanya tiga LKS yang menerima bansos tersebut dalam bentuk sembako.
Bantuan berupa sembako itu pun diduga dipergunakan oleh oknum Dinsos Pacitan sebagai alat kampanye pemenangan salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati Pacitan.
Terkait hal itu, Sekretaris Komisi I DPRD Pacitan yang membidangi LSM dan Organisasi Masyarakat (Ormas) Arif Setia Budi angkat bicara.
“Harusnya dinsos lebih transparan terkait penyaluran Bansos tersebut, jangan malah menghindar, ini saya konfirmasi malah hilang gak bisa dihubungi,”kata Arif, Selasa (8/12/2020).
Dugaan penyalahgunaan bansos sebagai alat kampanye ini diperkuat oleh beberpa temuan lapangan dari warga masyarakat yang menangkap beberapa aktifitas pembagian sembako pada malam hari.
“Aneh juga. Kalo ini tidak ada muatan politik, kenapa harus tengah malam mereka bagikan sembako. Jelas kan disini. Apalagi ini dalam masa tenang Pilbup,”ungkap warga berinisial BS, salah satu warga yang mengetahui pembagian itu.
Hingga berita ini ditulis, belum ada klarifikasi dan konfirmasi resmi dari Dinsos Pacitan. Saat ditemui di kantornya hingga dihubungi melalui seluler, pihak Dinsos belum bersedia menjawab.
Pewarta: Julian Tondo
Editor: Dwi Purnawan