Warga Protes Pendangkalan Sungai Grindulu Akibat Proyek Waduk Tukul

oleh -0 Dilihat
Proyek Waduk Tukul. (Foto: Kharul Umam/IG)
Proyek Waduk Tukul. (Foto: Kharul Umam/IG)

Pacitanku.com, PACITAN – Akibat terjadi pendangkalan Sungai Grindulu, warga setempat protes, Karena hal tersebut bukan faktor alam melainkan diduga merupakan dampak dari pembangunan Waduk Tukul.

Hal ini terungkap dari keluhan warga desa setempat. Mereka menduga jika kondisi tersebut  akibat pembangunan Waduk Tukul di Karanggede. PT Brantas Abipraya,  Kontraktor proyek, diduga kuat menimbun material di tepi aliran sungai. 

‘’Itu yang kemudian memicu pendangkalan di sepanjang sungai. Lalu, membuat aliran air semakin deras,’’ terang Kepala Dusun Karangrejo, Muhammad Tobib, Rabu (26/4).

Derasnya aliran sungai itu bukan lantaran kondisi alam yang tidak bersahabat semata.  Warga setempat menduga jika kondisi tersebut  akibat pembangunan Waduk Tukul di Karanggede. PT Brantas Abipraya,  Kontraktor proyek, diduga kuat menimbun material di tepi aliran sungai. 




‘’Itu yang kemudian memicu pendangkalan di sepanjang sungai. Lalu, membuat aliran air semakin deras,’’ terang Kepala Dusun Karangrejo, Muhammad Tobib, Rabu (26/4).

Tobib menuturkan, banyak warga Desa yang kini terancam derasnya aliran anak sungai Grindulu. Jumlahnya sekitar 100 kepala keluarga (KK). Sementara, di dusunnya, total ada 30 KK yang terancam. 

Menurut Tobib, banyaknya jumlah warga yang terancam derasnya aliran sungai Girindulu itu lantaran kebanyakan warga desa tersebut tinggal di sekitar daerah aliran sungai (DAS). Pun jarak antara Dusun Karangrejo dengan Waduk Tukul kira-kira sejauh satu kilometer. 

‘’Jika tidak ada pendangkalan, maka saat debit meningkat pun, aliran air tetap tertampung sesuai jalurnya. Sementara, saat ini, air sudah meluber sampai rumah dan persawahan milik warga,’’ ujarnya. 

Mujiono, salah seorang warga yang sudah merasakan dampak derasnya aliran anak sungai Grindulu. Dirinya kehilangan dua petak sawah dan satu kandang ternaknya. Dua petak lahannya kini sudah tidak lagi berupa sawah. Ini, lantaran tergenangi air anak sungai Grindulu. 

Sementara kandang ternaknya, terpaksa dirobohkan karena sudah tidak lagi aman. Jarak kandang dari bibir sungai pun tinggal satu meter. ‘’Dulunya ada sawah di sini. Tetapi karena banjir dalam beberapa waktu terakhir, ya sudah tidak bisa lagi digunakan,’’ kata Mujiono sembari menambahkan seharusnya, ada relokasi atau minimal normalisasi sungai.

 

Warga setempat menginginkan adanya upaya normalisasi sungai oleh PT Brantas Abipraya. Keinginan tersebut tersampaikan dalam dialog yang dihadiri oleh Kapolres Pacitan dan perwakilan PT Brantas Abipraya.

Saat berdialog di hadapan AKBP Suhandana Cakrawijaya, warga enyampikan unek – uneknya. Mereka berharap mendapat solusi terbaik terkait masalah tersebut. Dalam dialog, harapan warga mulai mendapat titik terang. 

Suhandana-sapaan akrab AKBP Suhandana Cakrawijaya-mengatakan, pihaknya mendukung keinginan warga yang ingin anak sungai Grindulu dinormalisasi. Sebab, derasnya aliran sungai tersebut memang sudah berdampak pada warga. 

Sayangnya perwakilan PT Brantas Abipraya, yang berdialog bersama Suhandana dan warga Karangrejo, enggan memberi keterangan kepada wartawan. Alasannya, karena mereka hanya pelaksana proyek. 
Sumber: Radar Madiun