Ratusan Murid Madrasah di Pacitan Diajak Simulasi Bencana

oleh -0 Dilihat
Simulasi bencana madrasah. (Foto: Pusdatin BPBD Pacitan)
Simulasi bencana madrasah. (Foto: Pusdatin BPBD Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Letak geografis Kabupaten Pacitan mau tidak mau menempatkan kota itu jadi daerah rawan bencana. Seperti longsor, tanah gerak, gempa bumi hingga tsunami. 

Geografis Pacitan yang berbukit dan dekat dengan Samudera Hindia membuat ancaman bencana selalu mengintai. Kenyataan ini menjadi perhatian tersendiri Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. 

Bersamaan dengan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Rabu (26/4), BPBD Pacitan menggelar simulasi bencana yang diikuti ratusan murid madrasah. Juga, bersamaan itu, dibentuk relawan yang siaga dengan adanya bencana. 

‘’Terutama yang ada di wilayah kecamatan kota, terancam gempa dan tsunami,” ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD, Diannita Agustinawati, dikutip dari Jawa Pos Radar Madiun.




Dirinya menuturkan jika saat ini terdapat dua sekolah yang termasuk dalam zona SMAB (Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana). Pun begitu, sekolah di wilayah kota yang termasuk dalam zona SMAB harus mendapat edukasi tentang dua bencana. 

Yakni, gempa dan tsunami. Dua jenis bencana yang berpotensi terjadi di wilayah kecamatan kota. Karena itu, edukasi soal kesiapsiagaan harus ditanamkan kepada para siswa. Sebab, para siswa juga dituntut sigap menyelamatkan nyawanya sendiri dan teman-temannya. 

‘’Anak-anak harus diberi pengarahan, apa saja yang harus dilakukan tatkala terjadi gempa atau tsunami. Dan itu harus dilakukan secara mandiri, jika memang terjadi bencana betulan,’’ jelasnya.

Agar tidak bingung, pihaknya sengaja menggelar simulasi bagi siswa MIN Sidoharjo. Para siswa terlihat tiarap di bawah meja masing-masing, ketika terjadi gempa. Tentu, gempanya hanya bagian simulasi. 

Meski begitu, para siswa tampak begitu serius dan semangat mengikuti segala instruksi para relawan BPBD. Usai tiarap di bawah meja, mereka berlari membentuk barisan menuju bukit tak jauh dari sekolah. Tujuannya, menyelamatkan diri dari ancaman tsunami. 

‘’Simulasi kesiapsiagaan bencana kami lakukan rutin, agar siswa terus diingatkan tentang apa saja yang harus dilakukan jika terjadi bencana. Sebab jarak sekolah kami dari bibir pantai hanya satu kilometer,’’ kata Kepala MIN Sidoharjo, Ramelan.

Selain diisi simulasi, Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional juga diisi Forum Pengurangan Risiko Bencana, dengan mendatangkan 100 orang perwakilan dari 12 kecamatan dan 12 desa siaga. 

Selain itu, akademisi hingga sejumlah komunitas pun ikut ambil bagian. Sebanyak 120 Relawan Tangguh juga dibentuk kemarin. Mereka berasal dari berbagai lapisan masyarakat.

Sumber: Radar Madiun