Bencana Meningkat, Tapi Dana Tanggap Darurat di Pacitan Cekak

oleh -0 Dilihat
Warga membersihkan material longsor di Sempu, Nawangan. (Foto: Info Pacitan)
Warga membersihkan material longsor di Sempu, Nawangan. (Foto: Info Pacitan)
Warga membersihkan material longsor di Sempu, Nawangan. (Foto: Info Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Hujan deras pada Selasa malam (23/11) lalu meninggalkan luka mendalam bagi sejumlah penduduk di Dusun Jajar, Desa Sempu, Kecamatan Nawangan. Warga setempat tak mengira tebing setinggi 60 meter yang berada tak jauh dari pemukiman mereka tersebut bakal longsor. Akibatnya 11 rumah tertimbun tanah bercampur air dan bebatuan.

Selain di Dusun Jajar, material longsor juga menghantam beberapa rumah di tiga dusun lainnya yakni Dusun Tanggung, Brumbung dan Wadang. Longsor hanya meluluhlantakkan rumah saja, tidak sampai merenggut jiwa penghuninya. Beberapa kejadian bencana alam juga meningkat di beberapa daerah lain di Pacitan, seperti Tegalombo dan Pacitan kota.

Namun, semakin banyaknya jumlah kejadian bencana alam di Pacitan tidak disertai ketersediaan dana tanggap darurat yang memadai. Buktinya, tahun ini pemkab hanya mengalokasikan sekitar Rp 1,9 miliar dalam pos APBD mereka. Sementara total kerugiaan materiil akibat bencana alam yang terjadi sepanjang tahun 2016 mencapai sekitar Rp 8,64 miliar.

Bupati Pacitan Indartato mengakui jika ketersediaan dana tanggap darurat minim. Namun, dia memastikan alokasi dana bencana tahun depan bakal meningkat dibandingkan tahun ini. Yaitu mencapai sekitar Rp 2,6 miliar. Dia beralasan minimnya dana bencana karena keterbatasan APBD dan kesulitan mempredikasi terjadinya bencana. ‘’Karena kekuatan APBD seperti itu, anggaran yang ada dimanfaatkan semaksimal mungkin,’’ ujarnya.




Karena alokasinya terbatas, lanjut dia, seandainya ada kekurangan anggaran diupayakan bantuan tambahan dari pemerintah provinsi maupun pusat. Meskipun prosesnya tidak bisa cepat. ‘’Sebagian sudah ada yang datang (cair, Red). Tapi, ada juga yang tidak. Karena memang pemerintah pusat kondisi keuangannya juga tak sebaik yang kita harapkan,’’ terang mantan kepala dinas kelautan dan perikanan tersebut.

Indartato menjanjikan, proses pencairan dana tanggap darurat terkait penanganan bencana akan dipercepat. Karena memang ada kebijakan khusus terkait persoalan bencana. Sebab, menyangkut hidup orang banyak. ‘’Biasanya memang lebih cepat (pencairan dana tanggap darurat),’’ ungkapnya.

Sesuai pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, ada beberapa wilayah kecamatan yang terdampak bencana alam. Baik tanah longsor, puting beliung, maupun banjir. Untuk tanah longsor, hampir semua wilayah kecamatan di Pacitan berpotensi dihantam bencana tersebut. Terkecuali, Kecamatan Donorojo yang intensitas terjadinya bencana tanah longsor sangat kecil mengingat kondisi alamnya berupa bebatuan.

Sementara untuk wilayah rawan banjir terdapat di Kecamatan Arjosari, Ngadirojo, Pacitan dan Kebonagung. Sedangkan, untuk kejadian puting beliung wilayah paling rawan terdampak adalah Kecamatan Ngadirojo dan Punung.

Untuk bencana alam yang menimpa Desa Sempu, Kecamatan Nawangan, berdasar data yang dihimpun BPBD Pacitan, bencana tanah longsor di Desa Sempu mengakibatkan 27 rumah warga rusak. Dari jumlah tersebut, lima rumah di antaranya rata dengan tanah. Yaitu Selan dan Tukiman warga asal Dusun Jajar, Kemis dan Marni warga asal Dusun Tanggung dan rumah milik Jamila asal Dusun Brumbung dan Sardi warga Dusun Wadang. BPBD memperkirakan kerugian materil akibat kejadian bencana longsor itu lebih dari Rp 200 juta.

‘’Sampai saat ini proses penanganan bencana terus kami lakukan. Termasuk terus berkoordinasi dengan teman-teman yang ada di wilayah,’’ ujar Pujono kasi kedaruratan dan logistik BPBD Pacitan, baru-baru ini.

Akibat kejadian itu, sejumlah penduduk terpaksa harus mengungsi ke tempat tinggal kerabat. Karena rumah mereka tertimbun material longsor dan tidak layak lagi ditinggali. Selain itu warga juga was-was longsor susulan akan terjadi lantaran hujan terus mengguyur wilayah Kecamatan Nawangan.

Saat ini, sesuai pemetaan yang dilakukan pemerintah Desa Sempu, setidaknya 50 rumah dari total keseluruhan 278 rumah warga di Dusun Jajar berpotensi rawan dihantam longsor. Dari proses tersebut selanjutnya akan diusulkan mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah.

Hujan yang mengguyur hampir seluruh wilayah Kecamatan Nawangan juga mengakibatkan akses infrastruktur berupa jalan penghubung antara Desa Sempu, Kecamatan Nawangan dengan Desa Ngunut, Kecamatan Bandar tertutup material longsor. Hanya kendaraan roda dua yang dapat melintas di jalan kabupaten tersebut. (RAPP002/Her/Yup)

Sumber: Radar Madiun