6 Hal yang Harus Diperhatikan Orang Tua di Awal Masuk Sekolah Anak

oleh -8 Dilihat
Ceria. Bupati Pacitan Indartato nampak antusias bermain dengan anak - anak TK Negeri Pembina Pringkuku, Rabu (7/1/2015). (Foto : Kirana Yuanita/FB)
Ceria. Bupati Pacitan Indartato nampak antusias bermain dengan anak - anak TK Negeri Pembina Pringkuku, Rabu (7/1/2015). (Foto : Kirana Yuanita/FB)

Pacitanku.com, PACITAN – Untuk ayah dan bunda, persiapan awal masuk sekolah sudah mulai terasa. Baik sekolah maupun orangtua, tampaknya disibukkan dengan berbagai ragam agenda dan persiapan.

Nah, untuk memastikan kenyamanan awal masuk sekolah anak dan eksistensi penyelenggaraan pendidikan, maka perlu kiranya para orang tua memperhatikan 6 hal ini, sebagaimana disampaikan wakil ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto.

1. Pengenalan Lingkungan

Anak SD di Pacitan melakukan pemantauan jentik nyamuk. (Foto : Ari P)Kenalkan lingkungan pembelajaran di sekolah dengan cara terbaik, hindari kekekerasan dan perpeloncoan. Apapun alasannya, perpeloncoan tak senafas dengan hakikat pendidikan. Tak ada satupun norma penyelenggaraan pendidikan yang membenarkan perpeloncoan.


2. Kesepahamaan

Anak - anak menggambar wajah Pak SBY di Pacitan. (Foto : Jawapos)Bangun kesepahaman antara orang tua dengan sekolah; agar saling mengisi dan melakukan peran masing-masing yang terbaik untuk anak. Sinergi dibutuhkan untuk menghindari mis persepsi dalam mendidik anak. Tak jarang, saling menyalahkan akibat dari tidak adanya kesepahaman. Sesungguhnya, kesuksesan pendidikan adalah kerja tim; sekolah, orangtua dan orang sekitar;

3. Kalimat Positif

Anak - anak SD di Pacitan. (Foto : Dok.Pacitanku)Awal masuk sekolah harus disambut dengan kalimat positif, agar anak tumbuh semangat belajar, etos belajar dan menikmati iklim sekolah  yang menyenangkan.  Hindari pertanyaan yang membuat anak tidak nyaman; masa gitu aja tdk bisa?, habis liburan “hitam banget sih kamu…”, dan kalimat negatif lainnya.

4. Bangun Kepercayaan Diri

Anak - anak Maron berlayar (foto : wildan)Bangun kepercayaan diri pada semua anak, hindari “menakut-nakuti” yang berpotensi melemahkan gairah belajar mereka. Contoh; “sekarang kamu sudah naik kelas, pelajarannya berat lhoo…”. Ganti dengan kalimat positif yang menyamankan  semua anak bukan membebani secara psikis.

5. Hindari Senioritas

Anak Pacitan berangkan Sekolah di Punung. (Foto : Dok.Pacitanku)Hindari budaya senioritas dalam lingkungan sekolah. Bangun kebersamaan, kerjasama dan kembangkan partisipasi positif antar siswa, antar kelas, antar angkatan. Kepala sekolah dan guru harus memantau, mendeteksi dan mencegah tradisi senioritas yang dewasa ini masih mengakar di sejumlah lembaga pendidikan.

6. Stop Kekerasan





Anak - anak TK Pembina Pringkuku, Inset : Ratna Sari Dewi, penerima anugerah pendidikan Presiden. (Foto : Ratna/FB)Stop kegiatan ekstra dan intra kurikuler yang bermuatan kekerasan. Kembangkan model-model program dan kegiatan siswa secara kreatif, seperti; kemampuan kepemimpinan, mengasah ketajaman analisis, ketajaman mensolusi suatu masalah. Adanya beragam kasus kekerasan atas nama kegiatan siswa di sekolah, menandakan bahwa satuan pendidikan masih memerlukan revitalisasi sistem secara radikal. (DPPP001)