Gelombang Tinggi tak Kurangi Hasil Tangkapan Ikan Nelayan Pacitan

oleh -0 Dilihat
Ilustrasi nelayan di perairan Pacitan. (Foto : Dok.Pacitanku)
Ilustrasi nelayan di perairan Pacitan. (Foto : Dok.Pacitanku)

Pacitanku.com, PACITAN – Pasokan ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan, Pacitan, Jawa Timur, tetap normal, meski gelombang laut sedang tinggi dalam beberapa hari terakhir.

Ketua Koperasi Unit Desa Mina, Hariyadi, selaku pengelola TPI setempat, mengatakan fenomena alam itu tidak mengurangi hasil tangkapan para nelayan.

“Gelombang tinggi tidak ada efeknya. Untuk nelayan yang memakai kapal berukuran 3 GT (gross tonnage) masih bisa mendapat 50-100 kilogram ikan,” ujar Hariyadi, Kamis, 9 Juni 2016.

Menurut dia, nelayan yang menggunakan kapal berukuran 3 GT itu merupakan warga lokal. Setiap kali melaut dengan waktu sekitar 12 jam, mereka menempuh jarak 4 mil dari bibir pantai. Jarak tersebut lebih pendek jika dibandingkan kondisi laut normal.


Saat ketinggian gelombang tidak lebih dari 3,5 meter seperti sekarang ini, nelayan lokal bisa menembus jarak 15 mil. ”Nelayan tetap berani melaut. Saat ini juga sedang musim ikan layur,” kata Hariyadi.

Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Unit pengelolaan PPP Tamperan Choirul Huda mengatakan aktivitas nelayan di pelabuhan setempat tidak terkendala. Anak buah kapal sejumlah kapal berjenis purse seine dan slerek berukuran lebih dari 30 GT tetap mencari ikan saat gelombang laut pasang. “Kalau di tengah laut tidak seberapa gelombangnya,” tuturnya.

Beberapa hari terakhir, terjadi bencana alam di sejumlah kawasan di Indonesia. Selain dampak La Nina yang menambah potensi curah hujan pada musim kemarau, gelombang tinggi melanda kawasan selatan yang mencapai ketinggian hingga 6 meter.

Gelombang pasang di wilayah pesisir Pacitan memiliki tinggi sekitar 3-5 meter. Kondisi itu sudah berlangsung selama beberapa hari terakhir. Fenomena alam tersebut merupakan pengaruh astronomi yang memposisikan bumi, bulan, dan matahari berada dalam satu garis lurus (spring tide).

Adapun Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pacitan Tri Mudjiharto mengatakan pihaknya telah mengimbau kepada nelayan untuk tidak melaut. Sebab, gelombang tinggi dapat membahayakan keselamatan jiwa mereka. “Perlu disikapi dengan arif sebaiknya nelayan jangan beraktivitas dulu,” ucap Tri. (Tempo/Nofika/RAPP002)