Distanak: Target Tanam Padi di Pacitan tak Sesuai Target

oleh -0 Dilihat
Bupati Pacitan Menanam Padi dengan Metode SRI, Rabu (14/5/2014) di Gayuhan Arjosari. (Foto : Doc. Info Pacitan)
Bupati Pacitan Menanam Padi dengan Metode SRI, Rabu (14/5/2014) di Gayuhan Arjosari. (Foto : Doc. Info Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Kondisi iklim yang tidak menguntungkan di Pacitan menyebabkan target tanam padi hingga akhir Februari lalu belum mencapai angka maksimal. ‎

Kepala Bidang Sarana Prasana dan Penyuluhan, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Pacitan, Bagianto mengatakan, sasaran tanam padi di Pacitan ditargetkan seluas 40.024 hektar, namun hingga minggu ke tiga Februari lalu, baru tercapai 30.331 hektar. “Kita masih kekurangan target sekitar 10 ribu hektar,” kata Bagianto, Senin (29/2/2016) kemarin.

Dikatakan Bagianto, target luas tanam padi itu akan terus dikejar mulai April hingga Juni nanti. Meski begitu, Bagianto menegaskan, perlu kerja keras untuk merealisasikan target tersebut. Sebab kondisi iklim saat ini memang lagi tidak menguntungkan.

Bagianto menyatakan bahwa yang seharusnya hujan turun dengan intensitas tinggi, namun kenyataannya musim kemarau lebih mendominasi. “Padahal kita masih punya sisa target yang harus dituntaskan saat musim kemarau nanti. Ini pekerjaan berat, mengingat saat musim penghujan saja, intensitas hujan sangat kecil,” jelasnya.

Saat ini, Bagianto menyebut bahwa target luas tanam pada tahun ini diakuinya sangat besar dan berat. Disepanjang kurun waktu tiga tahun terakhir, target luas tanam terbesar terjadi di tahun 2013, dengan luas tanam sebesar 39.000 hektar. “Ini target tertinggi dengan capaian tertinggi pula pada tahun tersebut,” tuturnya.


Akan tetapi, setahun kemudian, target turun menjadi 34.000 hektar dan naik kembali seluas 36.000 hektar pada tahun 2015. Akan tetapi, lanjut Bagianto, pada tahun tersebut pihaknya mengakui tidak bisa mencapai target. “Pada tahun tersebut (tahun 2015), kita lepas target. Alasannya, iklim memang lagi tidak berpihak pada petani,” tegas dia.

Menurutnya, belum tercapainya target tanam tentu akan berdampak pada hasil produksi. Selain persoalan iklim, ketersediaan sarana produksi, utamanya pupuk bersubsidi juga sangat berpengaruh. Apalagi pada tahun ini alokasi pupuk jauh menurun dari tahun 2014 lalu.

Pada tahun 2014, alokasi pupuk bersubsidi bisa terealisasi sebesar 65 persen dari ajuan petani. Namun tahun ini, hanya terealisasi sebesar 50 persen dari total pengajuan. “Masalah OPT (organisme pengganggu tanaman) juga menjadi kendala,” tuturnya.

Dari luas tanam tersebut, Bagianto menyebutkan, harus bisa mencapai target sebesar 37.299 hektar padi siap panen. Sehingga target panen sebesar 210.000 ton bisa terealisasi. Karena itu perlu dilakukan langkah-langkah pengamanan pada tanaman terhadap serangan hama.

Selain itu, saat panenan nanti petani diimbau bisa menggunakan terpal untuk mengamankan jatuhnya bulir padi. Sebab hampir 20 persen lebih hasil panenan hilang lantaran kecerobohan petani saat memetik bulir padi dari tangkainya. “Perlunya pengawalan dari banyak pihak. Mulai anggota TNI/ Polri, petugas penyuluh pertanian, serta camat. Bagi petugas penyuluh diharapkan terus memberikan motivasi pada petani,” tutupnya. (yun/net/RAPP002)