Song Meri Pacitan Jadi Wadah Pelestarian dan Pengembangan Warisan Budaya Lokal

oleh -27 Dilihat
LATIHAN GAMELAN KACA. Para seniman latihan gamelan kaca di paguyuabn Song Meri Sukoharjo Pacitan. (Foto: Azalia Narolita Nasokha/Pacitanku)

Pacitanku.com, PACITAN – Sebuah wadah penting dalam pelestarian dan pengembangan warisan budaya lokal, terus menunjukkan peranannya yang berharga dalam mewujudkan keberlanjutan seni dan budaya daerah.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan gaya hidup modern, paguyuban kesenian menjadi garda terdepan dalam menjaga identitas budaya bangsa.

Hal itulah yang menjadi motivasi kuat yang muncul dari kesenangan dan kecintaan terhadap tradisi menjadi pendorong utama Amin Sastro Prawiro dan warga Desa Sukoharjo, Pacitan untuk mengubah aktivitas remaja yang dulunya hanya berkumpul untuk nongkrong menjadi sebuah inisiatif melestarikan dan mengembangkan kebudayaan lokal.

Kawasan Paguyuban Song Meri Pacitan. (Foto Azalia Narolita Nasokha)

“Saat itu, ada inisiatif untuk mengubah pola pikir dan aktivitas remaja yang sering kali hanya berkumpul bermain gitar saja. Saya dulu sering ikut kegiatan dengan orang-orang sepuh di desa ini dan bersama-sama dengan warga setempat, kami membentuk Paguyuban Song Meri,”kata Amin, saat ditemui Pacitanku.com, Sabtu (22/7/2023) di Pacitan.

Amin menuturkan, tujuan dibuatnya paguyuban itu rupanya tidak hanya untuk melestarikan tradisi, tetapi juga sebagai wadah berinovasi agar budaya kita dapat terus berkembang.

Amin mengatakan masyarakat mengambil peran aktif dalam melestarikan seni tradisional yang telah diturunkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.

Dan Amin yang merupakan salah satu pencetus Song Meri menambahkan bahwa generasi muda di sana sangatlah antusias terhadap keberadaan Song Meri.

“Anak-anak sangat tertarik dengan kebudayaan yang ada di Song Meri. Mereka sudah dilatih, sehingga ketika senior mereka sudah berhenti, maka akan dilanjutkan dengan generasi berikutnya, sampai saat ini sudah sampai generasi ketiga semenjak Song Meri didirikan,”jelasnya.

Lebih lanjut, Amin menuturkan Song Meri sendiri berdiri pada tahun 2012 namun peresmian paguyubannya baru 2016. Paguyuban Song Meri menjadi tempat yang mewadahi dan melestarikan kegiatan budaya dan tradisi masyarakat setempat.

Amin Sastro Prawiro Ketua Paguyuban Song Meri. ((Foto Azalia Narolita Nasokha))

Hampir semua kegiatan yang dilakukan, kata Amin, warga selalu gotong royong untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut.

“Kegiatan paguyuban tidak hanya melibatkan masyarakat setempat, tetapi juga membuka kesempatan bagi masyarakat di luar desa untuk ikut serta dalam kegiatan budaya, seperti saat pasar beling di hari Minggu Wage yang diikuti oleh komunitas paguyuban dari luar Sukoharjo yang tertarik belajar bermain gamelan kaca,”paparnya.

Para tokoh budaya wilayah lain, imbuh Amin, juga datang ke Song Meri dan sering ikut menyemarakkan kegiatan di paguyuban tersebut dengan harapan bahwa bersama melestarikan budaya.

“Selama pendirian Song Meri sampai keberadannya sekarang, tidak ada halangan atau rintangan saat pendirian paguyuban ini, karena masyarakat sendiri mendukung dengan penuh dan semangat sekali untuk mengadakan kegiatan budaya disini lagi,”jelasnya.

Hal itu terlihat seperti upacara adat, ritual budaya, dan lain-lain justru masyarakat ikut senang bisa melestarikan budayanya.

“Dengan adanya paguyuban ini, waktu anak-anak untuk bermain gadget akan berkurang. Mereka akan menghabiskan waktu mereka untuk mempelajari kebudayaan dan kesenian yang ada di Song Meri,”tuturnya.

Sebelum Covid-19 melanda, Song Meri sering mengadakan latihan rutin setiap 1 minggu sekali. Tetapi setelah Covid-19, mereka hanya latihan ketika ada event tertentu, bahkan di Song Meri juga sering dilaksanakan sholawatan setiap malam Jumat.

Keberhasilan Paguyuban Song Meri membuktikan bahwa dengan kesenangan, semangat gotong royong, dan inovasi, melestarikan tradisi menjadi tanggung jawab bersama untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.

“Kami berharap dengan adanya paguyuban ini bisa memotivasi masyarakat untuk tetap terus berkarya dan mendirikan paguyuban-paguyuban yang sama dengan Song Meri demi menjaga kelestarian budaya tradisional,”pungkasnya.