Pacitanku.com, PACITAN – Hari AIDS Sedunia atau World AIDS Day adalah hari internasional yang ditetapkan untuk meningkatkan kesadaran terhadap pandemik AIDS yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV. Hari AIDS Sedunia diperingati tiap tahunnya pada tanggal 1 Desember.
Tidak hanya meningkatkan kesadaran akan AIDS, peringatan ini juga dilakukan untuk mengenang mereka yang telah meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit ini. Saat ini, Hari AIDS Sedunia diperingati oleh semua negara yang menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
AIDS adalah singkatan dari acquired immune deficiency syndrome. AIDS merupakan tahapan akhir dari penyakit infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Namun, tidak semua pengidap HIV akan menjadi HIV AIDS. AIDS merupakan sindrom atau kumpulan dari gejala yang muncul akibat sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah.
HIV menyerang dan melumpuhkan kekebalan tubuh manusia, sehingga jika kekebalan tubuh menurun maka tubuh manusia akan rentan terinfeksi oleh penyakit lainnya, dan jika penyakit penyakit tersebut menyerang dan berkumpul dalam satu tubuh orang dengan HIV, maka bisa disebut orang tersebut masuk dalam kondisi AIDS.
Hingga saat ini, obat untuk membunuh virus HIV belum ditemukan, namun ada terapi untuk mengontrol virus agar tidak berkembang, yaitu dengan rajin mengkonsumsi anti retroviral (ARV).
“Orang yang terkena HIV bisa hidup secara normal. Asal rajin terapi ARV. Jadi jika memang sudah mengetahui dirinya beresiko dan terkena HIV, baiknya lakukan terapi ARV.” jelas dokter Rini Endrawati, konselor HIV AIDS puskesmas Bubakan, selasa (1/12/2020).
Di Kabupaten Pacitan, angka orang dengan HIV AIDS (ODHA) dari tahun ketahun bisa dikatakan bertambah, namun jumlah pasti dan kontrol terhadap ODHA tersebut cukup sulit.
Hal itu, dikarenakan mereka yang berisiko dan terpapar banyak yang menutup diri dan bahkan memilih pergi meninggalkan Pacitan.
Padahal Rumah sakit dan beberpa puskemas di Pacitan sudah membuka layanan gratis bagi siapa saja yang merasa berisiko Tinggi tejangkit HIV. Bahkan layanan terapi ARV juga disediakan terus secara gratis.
“Kami membuka bagi siapa saja yang merasa dirinya beresiko tinggi. Bahkan kami juga membuka diri sebagai konselor bagi mereka yang mau mengakses VCT (voulenteri conseling test). Dan semua gratis. Akan kami dampingi. Sampai dengan layanan ARV ya,”jelas dokter Rini yang juga menjabat sebagai kepala Puskemas Bubakan.
Ada 4 puskemas di Kabupaten Pacitan yang sudah bisa melayani PDP (perawatan, dukungan, pengobatan) untuk HIV AIDS. Diantaranya adalah, Puskesmas Ngadirojo, Bubakan, Tegalombo, dan Nawangan.
Meskipun demikian semua puskesmas di wilayah Kabupaten Pacitan sudah bisa melakukan pemeriksaan HIV.
“Saya adalah ODHA. Sudah 7 tahun terakhir ini. Dan saya bisa hidup normal, saya punya anak istri, saya bisa bekerja dengan normal. Ya memang saya konsumsi ARV setiap hari, itu membuat virus dalam tubuh saya terhambat perkembangannya,”kata YN, pasien ODHA kepada pewarta.
Virus HIV tidak menular melalui sentuhan tangan, berbagi alat makan, berbagi toilet, hidup bersama satu rumah, berenang bersama, dan gigitan nyamuk.
“HIV itu menular melalui hubungan seks yang tidak aman, gonta ganti pasangan, ibu menyusui, transfusi darah, dan jarum suntik. Jadi tidak menular sembarangan apalagi melalui udara. Jadi jauhi virusnya jangan orangnya,”pungkas YN.
Pewarta: Julian Tondo
Editor: Dwi Purnawan