Pacitanku.com, PACITAN – Pengamat dan praktisi Pendidikan di Pacitan, Nariyanto menanggapi positif Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri terkait pembelajaran tatap muka di Pacitan.
Untuk diketahui, SKB empat menteri memutuskan belajar tatap muka semester depan (genap) tahun ajaran 2020/2021 dan tahun akademik 2020/2021 di masa pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19) diserahkan ke Pemerintah Daerah (Pemda), Kepala Sekolah, dan Komite Sekolah.
SKB empat menteri tersebut masing-masing Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Menteri Kesehatan (Menkes), Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan Menteri Agama (Menag).
“Pembelajaran tatap muka, saatnya dilaksanakan, ibaratnya proses pendidikan masa pandemi ini seperti kita menunggu ibu kita ke pasar, keluarga dirumah menunggu-nunggu oleh-oleh yang akan dibeli sang ibu, itu saja belum tentu membelikan jajan, akhirnya kita sekeluarga menunggu tanpa batas dan menjemukan, itu saja ditambah perut keroncongan dan tidak ada batas akhir dari sebuah cerita,”kata Nariyanto, Ahad (22/11/2020) di Pacitan.
Menurut dia, ada banyak sekali kelebihan yang membedakan pembelajaran secara langsung dan daring.
Yang pertama, kata Guru SDN I Sendang, Kecamatan Donorojo ini, dimana para siswa bisa bersua dengan sesama siswa untuk mengenang segala kenangan yang ada.
“Intinya memberikan proses komunikasi serta membangun semangat baru pada siswa, segala administrasi sekolah pengajar dan segala kebutuhan dalam kaitan dengan pembentukan mental anak segera terwujudkan, intinya pembudaya belajar, serta mengoptimalkan pada visi dan misi sekokah akan terwujud,”jelas dia.
Selain itu, Nariyanto mengatakan, dengan pembelajaran tatap muka, antara pelajar, masyarakat dan orang tua akan terbangun sinergi.
Atas dasar itu, dia memberikan catatan dan saran kepada Pemerintah Daerah (Pemda) untuk dapat segera menyusun dan melaksanakan arahan dari dari SKB 4 menteri itu.
“Hal yang perlu disikapi dan siapkan Pemda atau dinas, pertama koordinasi matang tentang protokol kesehatan, ingat efektif bermanfaat dan menyenangkan, bukan sebagai alat pelengkap saja..tetapi sebagai media berpikir dan media pengaman yang inovatif,”tandasnya.
Yang kedua, kata dia, pihak sekolah mengadakan evaluasi, strategi dan langkah akurat serta manajemen untuk segala persiapan pembudaya sekolah di masa setelah COVID-19.
“Pembelajaran yang berstandar pada lingkungan sekolah masing-masing (kondisi) yang mengedepankan rambu rambu pendidikan nasional maupun arah daerah,”tandasnya.
Yang ketiga, imbuh Nariyanto, orang tua (komite) memahami sepenuhnya, bahwa pembelajaran ini perlu pemikiran bersama dalam segala tindakannya (tidak langsung sembuh) perlu.
“Pematangan ulang konsep tentang pendidikan di sekolah, sarana serta kekuatan segala potensi masyarakat dan lingkungan sekokah, dikedepankan pada kekuatan masyarakat,”pungkasnya.
Pewarta: Putro Primanto
Editor: Dwi Purnawan