Bupati Indartato Tekankan Adanya Pos Jaga yang Layak dan Konsumsi Jangan Sampai Putus

oleh -0 Dilihat
Jaga Perbatasan. Anggota Satgas COVID-19 Pacitan saat mengecek chamber di perbatasan Pacitan-Wonogiri, belum lama ini. (Foto: Yuniardi Sutondo)

Pacitanku com, PACITAN – Bupati Pacitan, Indartato menekankan tiga hal dalam percepatan penanganan coronavirus disease (covid-19). Hal tersebut utamanya di pos covid perbatasan.

Menurut juru bicara percepatan penanganan covid-19 Pemkab Pacitan, Rachmad Dwiyanto, mengatakan, yang pertama bupati menekankan adanya ketersediaan pos jaga yang layak. Hal tersebut berkaitan dengan perlindungan bagi pihak-pihak yang berjaga di perbatasan. Mereka juga harus aman dan nyaman selama bertugas.

Selain itu, komandan gugus tugas, lanjut Rachmad juga meminta agar konsumsi bagi petugas jaga wajib disediakan.

“Bukan hanya makan, kalau makan kan hanya sekali. Tetapi Pak Bupati menginginkan adanya snack, dan minuman sepanjang waktu jaga. Sebab pergantian shift kan setiap delapan jam sekali,” terang Rachmad, usai mengikuti rapat koordinasi dengan gugus tugas, Rabu (8/4).

Selain penyediaan konsumsi full time, bupati juga menekankan adanya sarana hiburan di setiap pos jaga perbatasan. Utamanya televisi. Sebab alat tersebut sebagai sarana hiburan bagi petugas jaga agar tidak jenuh.

“Pak Bupati juga menekan kesiapan semua petugas. Baik dari TNI/Polri, tenaga kesehatan, BPBD, Dinas Perhubungan, petugas kecamatan dan juga petugas dari Dispendukcapil,” jlentrehnya.

Lebih lanjut, Rachmad mengungkapkan, Bupati Indartato sempat mendapat aduan dari masyarakat, utamanya mengenai data pendatang yang tidak sinkron atau jomplang dari pos satu dengan pos lainnya.

Sebagai contoh, selama ini arus pendatang paling banyak dari pos Cemeng dan Belah Kecamatan Donorojo, serta pos Jeruk Kecamatan Bandar dan Ketro, Tulakan.

Sementara yang dari pos Gemaharjo, Kecamatan Tegalombo, jumlah pendatang hanya sedikit. Karena itu, harus lebih difokuskan lagi dalam memeriksa dan mendata lalu-lalang orang.

Petugas harus bisa membedakan, mana pendatang dan masyarakat yang hanya sekedar pergi sementara ke luar daerah. Disitulah perlunya pesonil dari Dispendukcapil di pos perbatasan.

Dari suguhan data tersebut, lanjut Rachmad, bupati meminta agar pos jaga jangan sampai ada yang kosong. Utamanya petugas dari Dispendukcapil yang melakukan pendataan.

“Pak bupati banyak mendapat laporan dari masyarakat, katanya ada pos perbatasan yang kosong. Kedepan jangan sampai pos jaga kosong. Karena itu, bupati meminta kepada gugus tugas untuk memfasilitasi semua keperluan di pos covid. Mulai kelayakan pos, konsumsi jangan sampai putus, sarana hiburan dan alat pelindung diri dari semua petugas jaga,” tegas Rachmad.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan