SBY : Saya Anak Biasa Dari Pacitan, Kemudian Dipilih Sejarah Memimpin Bangsa

oleh -4 Dilihat
Presiden SBY saat menyampaikan pidato kenegaraan. (Courtesy TVRI)
Presiden SBY saat menyampaikan pidato kenegaraan. (Courtesy TVRI)
Presiden SBY saat menyampaikan pidato kenegaraan. (Courtesy TVRI)
Presiden SBY saat menyampaikan pidato kenegaraan. (Courtesy TVRI)

Pacitanku.com, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat terharu dan menangis saat memberikan pidato kenegaraan terakhirnya dalam rangka Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-69 di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (15/8/2014).

Dalam pidato terakhirnya kali ini, SBY mengatakan bahwa menjadi seorang Presiden, adalah kehormatan besar baginya. “Saya adalah anak orang biasa, anak biasa dari Pacitan, yang kemudian menjadi tentara, menteri, dan kemudian dipilih sejarah untuk memimpin bangsa,” ujar dia.

Diketahui, ini adalah pidato kenegaraan terakhirnya setelah 10 tahun menjabat sebagai Presiden. Sebab, pada Oktober 2014 mendatang, dia harus menanggalkan jabatannya. Dalam kesempatan ini, SBY juga menyampaikan permintaan maafnya kepada seluruh rakyat Indonesia.

“Tentu dalam 10 tahun terakhir ini saya banyak membuat kesalahan dan kekhilafan dalam melaksanakan tuigas. Dari lubuk hati paling dalam saya minta maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan itu. Meskipun saya ingin berbuat yang baik, tetapi saya tetaplah manusia biasa,” kata SBY dalam pidatonya.

Presiden yang lahir di Tremas, Arjosari ini mengucapkan terimakasih dan memberikan penghargaan kepada seluruh rakyat Indonesia serta jajaran pemerintah atas dukungannya dalam mewujudkan agenda-agenda pembangunan dalam 10 tahun terakhir. “Secara khusus kepada Saudara-saudara yang mengabdi di daerah terpencil, pulau-pilau terdepan, pegunungan dan perbatasan negara,” kata dia.

Banyak Capaian Pembangunan Nasional

Dalam pidato kenegaraan yang membahas aneka persoalan dan capaian pemerintahannya selama dua periode itu, Yudhoyono menyelipkan kesan pribadinya selama sepuluh tahun memimpin negeri ini. Bagi Yudhoyono, menjadi presiden di negara demokrasi berpentuduk 240 juta adalah suatu proses belajar yang tidak akan pernah ada habisnya.

SBY juga menyampaikan berbagai capaian positif pembangunan nasional. SBY mengatakan Indonesia selama pemerintahannya terus berada dalam pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi. Hal tersebut adalah salah satu capaian yang positif selama pemerintahannya.

Menurut SBY, dari tahun 2009 hingga 2013 rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia mencapai 5,9%. “Jauh lebih tinggi dari pertumbuhan Amerika, Eropa, dan Jepang dalam kurun waktu yang sama,” ungkapnya.

Selain itu, SBY juga menyebut selama 10 tahun terakhir terus mengupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia, dari lulusan sekolah dasar menjadi minimal lulusan sekolah menengah. Semua itu agar memiliki keterampilan yang lebih tinggi saat bekerja.

“Satu tantangan utama lapangan kerja kita adalah sekitar 49 persen pekerja kita masih berpendidikan SD. Ini membuat mobilitas ekonomi mereka menjadi sangat terbatas, dan berdampak panjang pada produktivitas nasional. Karena itu, saya gembira dapat mengakhiri masa jabatan saya dengan berjalannya program Pendidikan Menengah Universal sejak tahun 2012,” kata alumni SMAN 1 Pacitan ini.

Redaktur : Robby Agustav