Kerugian Akibat Kerusakan Taman Bungkul Surabaya Capai 3 Milyar

oleh -1 Dilihat
Tri Rismaharani berada di taman Bungkul. (Foto : beritajtim)
Tri Rismaharani berada di taman Bungkul. (Foto : beritajtim)
Tri Rismaharani berada di taman Bungkul. (Foto : beritajtim)
Tri Rismaharani berada di taman Bungkul. (Foto : beritajtim)

Pacitanku.com, SURABAYA – Agenda kegiatan Car Free Day di Taman Bungkul, Minggu (11/5/2014) pagi, dipenuhi lautan manusia. Sekitar 20 ribu orang berkerumun di sepanjang jalan raya Darmo untuk berebut es krim gratis dalam acara Walls’s Ice Cream Day yang diinisiasi oleh PT Unilever Indonesia.

Seperti dilansir dari beritajatim, menurut kesaksian Ririk Panca Febriana (24) warga Wiyung, panitia Wall’s membuka antrean bagi-bagi es krim gratis mulai pukul 05.00 WIB kepada siapa saja yang memakai baju warna merah.

Satu jam kemudian, ribuan orang mulai menyerbu panitia. Wargapun memanfaatkan kesempatan itu lebih awal agar mendapat bagian. Sekitar pukul 07.30, panitia mulai kuwalahan. Akhirnya, dengan sengaja melempar-lemparkan es krim ke arah warga secara acak. “Es krim nya langsung dilemparkan gitu. Jadi orang-orang semakin semrawut dan gak karuan,” ucap Ririk.

Melihat kondisi itu, Satpol PP yang berjaga langsung menghentikan acara bagi-bagi es krim secara paksa. Sayang, puluhan ribu massa ini tidak dapat dibendung. Mereka semakin berhamburan dan menginjak-injak tamanan yang tumbuh segar di sekitar Taman Bungkul.

“Memang tidak ada pengamanan dari polisi atau Satpol PP. Padahal waktu acara perayaan tahun baru lebih ramai. Tapi gak serusuh ini. Mungkin karena gak ada koordinasi dengan Pemkot Surabaya,” keluhnya.

Seperti diketahui,  taman yang mendapat predikat terbaik se-Asia tahun 2013 itu rusak parah. Kerusakan terjadi di sepanjang taman pembatas jalur hijau, mulai depan Masjid Al-falah hingga Hotel Mercure. Selain itu, bagian tengah Taman Bungkul dan depan RS. Soemitro juga ikut rusak. Menurut Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya, kerugian akibat peristiwa ini mencapai Rp 3 milyar.

Sementara, Tri Rismaharini Walikota Surabaya mengatakan bahwa kegiatan Walls Day yang merusak taman di sepanjang Raya Darmo Surabaya tidak mengantongi izin resmi dari Pemerintah Kota Surabaya. Kenyataannya meski ditolak, mereka tetap menyelenggarakan kegiatan yang dimasukkan dalam rekor muri itu, Risma mengakui Pemerintah Kota Surabaya, kecolongan.

“Memang mereka sempat ajukan izin tapi kita tolak dan memang kita tidak pernah memberikan izin untuk kegiatan ini, saya sudah cek ke semua baik Dishub, maupun Lingkungan Hidup, jadi tidak ada ijin dari kami,” kata dia.

Tri Rismaharini sangat menyayangkan rusaknya taman di sepanjang jalan Raya Darmo yang telah dibangun puluhan tahun ini. “Saya masih coba dalami kasus ini dengan bagian hukum saya untuk melayangkan tuntutan. Karena rusaknya parah sekali, butuh puluhan tahun untuk membuat taman seperti ini,” pungkasnya.

Redaktur : Robby Agustav