Waspada Antraks Pada Hewan Ternak, ini Imbauan dari PDHI Pacitan

oleh -2 Dilihat
Ketua PDHI Pacitan Mahendra Setyo Hantoro. (Foto: Dok. Pacitanku TV)

Pacitanku.com, PACITAN — Penyakit Antraks merebak di Kecamatan Semanu, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kasus ini diketahui setelah satu warga Semanu berusia 73 tahun meninggal pada (4/7), lantaran mengonsumsi daging sapi yang mati karena sakit.

Tak ayal, kasus yang terjadi belakangan di Gunungkidul membuat daerah tetangga meningkatkan kewaspadaannya, salah satunya adalah Pacitan.

Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Kabupaten Pacitan, drh Mahendra Setyo Hantoro mengajak masyarakat untuk waspada dengan beragam penyakit ternak yang berkembang akhir-akhir ini.

“Mengajak masyarakat peternak kondisi hari ini yang sedang hangat yakni penyakit hewan, setelah adanya Penyakit Mulut dan Kuku, LSD, dan yang terbaru antraks,”katanya, Jumat (7/7/2023) di Pacitan.

Mahendra mengatakan kondisi cuaca, lalu lintas hewan ternak dan faktor geografis Pacitan sangat memungkinkan adanya penularan beragam penyakit ternak. Termasuk antraks dari kabupaten Gunung Kidul.

“Di kondisi sekarang perlu sama-sama waspada karena kondisi cuaca, lalu lintas ternak masih cukup tinggi. Di tambah dengan kondisi Pacitan yang berada di persimpangan jatim dan jateng menambah kemungkinan penyebaran penyakit tersebut,”jelasnya.

Secara khusus, Mahendra menjelaskan ciri ternak yang terkena penyakit antraks dapat diketahui dengan kondisi ternak.

“Terlebih khusus untuk antraks, gejala pada hewan ini dapat diketahui terjadinya pendarahan pada hewan ternak, kemudian juga demam tinggi pada hewan, kembung pada hewan, serta yang paling parah mengalami kematian mendadak,”papar dia.

Sehingga, jika ditemukan hal tersebut, Mahendra menyarankan peternak segera untuk menghubungi petugas pertanian, atau menghubungi perangkat terdekat.

“Adapun untuk mencegah terjadinya penularan pada manusia, saat memasak atau memegang ternak seyognyanya menggunakan alat pelindung diri atau sarung tangan,”pungkasnya.