Lereng Gunung Longsor, Pelajar SD di Pacitan Bertaruh Nyawa Demi Sekolah

oleh -2 Dilihat
DEMI MENUNTUT ILMU. Pelajar di Tegalombo terpaksa melewati jalan terjal untuk ke sekolah. (Foto: Sulthan Shalahuddin/Pacitanku)

Pacitanku.com, TEGALOMBO – Sejumlah warga dan siswa siswi Sekolah  Dasar di Desa Kemuning Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan Jawa Timur tiap hari harus bertaruh nyawa melewati sungai dibawah lereng gunung yang longsor beberapa hari lalu.

Puluhan siswa siswi Sekolah Dasar 3 Kemuning  tersebut terpaksa menyeberangi material longsor dengan bebatuan terjal lantaran tidak ada jembatan yang bisa mereka lewati untuk ke sekolah.

Tiara Puja Lestari, siswi Kelas 4 SDN 3 Kemuning ini mengatakan, dirinya bersama teman  sekolah  lainnya harus bertaruh nyawa demi bersekolah.

Mereka terpaksa menyeberangi sungai dibawah lereng gunung yang longsor itu  untuk menuju ke sekolah karena tidak ada jalan lain. Para siswa yang diantar sekolah oleh orangtuanya tersebut merasa takut saat melintas. Khawatir sewaktu menyeberang terjadi banjir dan longsor.

“Sebenarnya takut kalau pas menyeberang tiba tiba banjir dan  longsor menerjang. Tapi kalau tidak lewat sini mau lewat mana lagi. Mau memutar jaraknya sangat jauh, sekitar 10 Kilometer,”katanya, Selasa (21/2/2023).

Senada dengan Tiara, Nefida Amelia Salsa menambahkan dirinya pernah terjatuh saat melintas sungai dimana material longsoran yang baru turun kondisinya licin.

“Saat itu cuaca sedang hujan. Karena buru buru ke sekolah, pas menyeberang terpeleset batu hingga terjatuh,”imbuhnya.

Sementara itu, sulitnya melintasi sungai  tidak hanya dirasakan anak sekolah, Ratusan Kepala Keluarga di 5 RT di Dusun Sempu Desa Kemuning terisolir. Semua akses infrastruktur yang di Desa setempat terputus total.

Sri Winarti (28), salah seorang warga mengungkapkan akses semula menggunakan jembatan untuk penyeberangan.

Namun jembatan itu ambruk tertimbun setelah diterjang banjir dan material longsor lereng gunung yang terjadi sejak sepekan lalu. Akibatnya sejumlah warga Desa terisolir karena jembatan tersebut merupakan akses penghubung satu satunya di wilayah tersebut.

“Meski sungai tersebut dalam kondisi terjal dan curam, namun warga tetap nekat melewatinya. Sebab jembatan yang biasa dilewati telah roboh akibat diterjang banjir dan longsor dari atas gunung ijo. Sekarang kami terisolir. Akses putus total,” ungkapnya.

Warga  berharap Pemerintah Daerah dapat membangun jembatan kembali karena sudah sepekan ini roda perekonomian, akses kesehatan, serta pendidikan warga terputus total.

No More Posts Available.

No more pages to load.