Rahasia Kelezatan Lontong “Terik” Sartu Pacitan, Menggoda Lidah Sejak 1980-an

oleh -205 Dilihat
Warung sederhana Lontong Terik Sartu Pojok berdiri dengan kokoh, mewariskan kelezatan legendaris. (Foto: Febriani Cahyaningtias/Pacitanku)

Pacitanku.com, PACITAN — Di sudut tenang kota Pacitan, tepatnya di kawasan Pojok, Sidoharjo, semerbak aroma gurih yang khas selalu menyambut siapa saja yang melintas.

Di sanalah, warung sederhana Lontong Terik Sartu Pojok berdiri dengan kokoh, mewariskan kelezatan legendaris yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari lidah masyarakat Pacitan sejak era 80-an.

Cita rasa “terik” yang unik dan tak tertandingi dari racikan lontong sayur khas ini telah memikat hati warga lokal hingga para pelancong yang singgah.

Kini, estafet kelezatan Lontong Terik Sartu berada di tangan Siti Musarofah, sang penerus setia yang dengan penuh dedikasi melestarikan warisan rasa dari generasi sebelumnya.

Di bawah sentuhan tangannya, aroma gurih kuah tahu dan telur yang menjadi ciri khas “terik” terus memanggil selera, menawarkan kehangatan dalam setiap suapan.

Lantas, apa sebenarnya yang membuat Lontong Terik Sartu begitu istimewa hingga melegenda?

Jawabannya terletak pada kuahnya yang kaya akan cita rasa, sebuah harmoni sempurna antara gurihnya tahu dan lembutnya telur rebus yang dimasak dengan bumbu rempah pilihan.

Inilah “terik”, sebutan akrab yang diberikan oleh para pelanggan setianya.

Seporsi Lontong Sayur Sartu tersaji begitu menggoda: lontong lembut yang berpadu dengan siraman kuah terik yang kaya rasa, diperkaya dengan gurih pedasnya bumbu kacang, serta kesegaran sayuran hijau seperti bayam, kacang panjang, kangkung, daun ketela, dan toge yang memberikan tekstur dan nutrisi dalam setiap gigitan.

Bagi pencinta pedas, sambal kacang yang “membakar” lidah siap menjadi tantangan rasa, sementara pilihan rasa yang lebih lembut tersedia bagi mereka yang kurang menyukai sensasi pedas.

Dengan harga yang bersahabat, hanya Rp5.000 untuk lontong sayur tanpa telur dan Rp7.000 dengan tambahan telur, Lontong Terik Sartu Pojok membuktikan bahwa kelezatan otentik tak harus mahal.

Bukan hanya usianya yang panjang, Lontong Terik Sartu juga berhasil memikat hati pelanggan melalui perpaduan harga yang ramah di kantong dan cita rasa yang tak terlupakan.

“Harga segini dengan rasa seenak ini, menurut saya sangat worth it. Lontongnya pulen, bumbu kacangnya juga mantap. Kuah teriknya itu lho, kaya banget rasanya. Pokoknya puas banget makan di sini,”kata Cahyo, salah satu pelanggan, Kamis (17/4/2025).

Konsistensi rasa menjadi kunci utama yang dipegang teguh di Lontong Terik Sartu.

Siti Musarofah menjelaskan bahwa rahasia dalam menjaga cita rasa warisan terletak pada ketelitian dalam menakar setiap bahan, memastikan kualitas rasa yang telah dikenal dan dicintai pelanggan tetap terjaga.

“Dari dulu ibu saya sudah menentukan takarannya, dan saya tinggal melanjutkannya. Kalau takarannya berbeda, ya pasti rasanya juga akan beda,” tuturnya.

Dengan jam operasional yang cukup panjang, mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WIB, Lontong Terik Sartu Pojok menjadi pilihan ideal untuk sarapan yang mengenyangkan, makan siang yang memuaskan, atau sekadar pengganjal lapar di sore hari.

Pelayanan yang ramah dan suasana warung yang hangat semakin menambah daya tarik tempat kuliner legendaris ini.

“Semoga warung ini selalu ramai dan semua pembeli merasa puas,” pungkas Siti Musarofah.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.