Pacitanku.com, PONOROGO – Ketua Umum Pengurus Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengajak masyarakat untuk bersyukur telah diciptakan dan bertempat tinggal di negara Indonesia. Sebab para ulama NU telah berjasa besar menggabungkan konsep agama dan nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Hadratusyyaikh KH Hasyim Asy’ari jauh sebelum Indonesia merdeka berpendapat bahwa Islam harus bersatu dengan kebangsaan, islam saja belum bisa menyatukan umat. Kebangsana saja tanpa islam maka menjadi nasionalisme yang kering,” terang Kiai Said dalam acara Istighosah Tasyakuran Rakyat yang digelar di Pendopo Kabupaten Ponorogo, Rabu malam (24/2), dilansir Pacitanku.com dari laman Pondok Tremas.
Menurut Said, NU akan selalu memperkuat konsep Islam dan nasionalisme dan tidak akan pernah memisahkan antara keduanya. Konsep Hubbul Wathon atau sikap cinta tanah air yang digagas oleh KH Hasyim Asy’ari, menjadikan Indonesia berbeda dengan negara-negara di timur tengah yang banyak didera konflik. “Barang siapa yang tidak punya tanah air, maka tidak mungkin punya sejarah. Barang siapa yang tidak punya sejarah, maka akan terlupakan,” tandasnya.
Said juga mengajak masyarakat untuk kembali melirik pesantren sebagai tempat menuntut ilmu. Sebab tinggal pesantrenlah satu-satunya yang bisa menjaga kepribadian, bangsa, budaya dan moral bangsa Indonesia. Bila Indonesia jauh dari pesantren, maka kepribadian Indonesia akan runtuh.
“Kalau kurikulum pendidikan nasional jauh dari semangat dan metode pesantren, rugi bangsa Indonesia ini. Karena karakter dan kepribadian pesanten bermanfaat untuk menjaga keutuhan NKRI” pungkasnya.
Dalam acara tersebut, selain dihadiri ribuan masyarakat ponorogo, acara dihadiri oleh Katib Syuriyah PBNU KH Luqman Harits, Rais Syuriyah PCNU Ponorogo KH Imam Sayuti, jajaran Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Ponorogo dan para kiai lainnya. (RAPP002/Pondok Tremas)