Pacitanku.com, PACITAN — Kabupaten Pacitan semakin memantapkan diri sebagai magnet wisata di Jawa Timur. Memasuki tahun 2025, sektor pariwisata di ‘Kota 1001 Gua’ ini menunjukkan geliat yang luar biasa, tercermin dari lonjakan pendapatan dan angka kunjungan yang signifikan.
Berdasarkan data terbaru dari Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Pacitan, kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata telah menyentuh angka fantastis Rp1.334.619.000 sepanjang tahun berjalan.
Angka ini merupakan lompatan besar, naik hampir 30%, dibandingkan capaian tahun 2024 yang tercatat sebesar Rp1.041.553.000.
Dari total 27 destinasi wisata terpopuler di Pacitan, Pantai Klayar kembali menegaskan statusnya sebagai bintang utama.
Pesona pantai dengan ikon Seruling Samudera ini tak terbantahkan, terutama saat momentum libur Lebaran lalu.
Kepala Bidang Pengembangan SDM dan Pemasaran Pariwisata Disparbudpora, Rahmad Adi Mandego, mengungkapkan puncak kunjungan di Pantai Klayar terjadi pada H+4 Lebaran, di mana tercatat rekor 6.772 pengunjung memadati Pantai Klayar hanya dalam satu hari.
Tak kalah memikat, Pantai Teleng Ria juga menunjukkan daya tariknya dengan menyambut 5.483 pengunjung pada puncak liburan.
Sementara itu, Pantai Watu Karung yang terkenal dengan ombak kelas dunianya, berhasil menarik 5.405 wisatawan pada periode yang sama.

Apa rahasia di balik kebangkitan pariwisata Pacitan ini?
Pria yang akrab disapa Ego itu mengungkapkan bahwa ini adalah buah dari strategi promosi yang gencar dan perbaikan infrastruktur yang berkelanjutan.
“Kami terus berupaya meningkatkan daya tarik wisata Pacitan, baik melalui promosi digital yang masif maupun pembenahan fasilitas langsung di lapangan. Alhamdulillah, tahun ini kerja keras kami mulai menunjukkan hasil nyata dengan lonjakan kunjungan yang signifikan,”kata Ego, Rabu (23/4/2025) di Pacitan.
Dengan tren positif yang menjanjikan ini, Pacitan tidak hanya memperkuat citranya sebagai destinasi wisata unggulan di Jawa Timur, tetapi juga membuktikan potensi besar untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
Pemerintah daerah pun optimistis, gelombang kunjungan wisatawan akan terus mengalir deras hingga penghujung tahun 2025.
Lebih dari sekadar angka, Ego menegaskan bahwa fokus utama adalah memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal. Peningkatan kunjungan diharapkan menjadi angin segar bagi masyarakat sekitar destinasi wisata.
“Evaluasi terus kami lakukan demi pelayanan yang semakin optimal. Fokus kami tidak hanya menarik wisatawan sebanyak-banyaknya, tapi juga secara nyata mendorong roda perekonomian warga sekitar. Setiap kunjungan wisatawan adalah peluang emas bagi UMKM lokal untuk tumbuh dan berkembang,”pungkasnya.