Penanganan Hepatitis A di Pacitan Tuntas

oleh -0 Dilihat
TUNTAS. Penanganan Hepatitis A di Pacitan semakin tuntas, hal itu diungkapkan Indartato dalam tasyakuran pada Selasa (10/9/2019) di Sudimoro. (Foto: Humas Pemkab Pacitan)

Pacitanku.com, SUDIMORO – Penanganan terhadap wabah penyakit hepatitis A di Kabupaten Pacitan tuntas. Hal itu ditandai dengan tasyakuran tunyas penanganan Hepatitis A yang digelar oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan pada Selasa (10/9/2019) di Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro.

 “Sebuah kabar gembira yang sudah kita tunggu-tunggu bersama, kini tidak ada Hepatitis A lagi. Berdasarkan survei dan kenyataan di lapangan,” kata Bupati Pacitan Indartato, Selasa (10/9/2019) seperti dikutip dari laman Pemkab Pacitan.

Namun demikian, ujar Indartato, komitmen semacam itu hendaknya bukan hanya dilakukan diwilayah Sudimoro saja. Tetapi juga pada wilayah-wilayah lain di Pacitan.

Menurutya, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dapat dilakukan mulai skala terkecil dalam masyarakat, yakni keluarga. Kemudian berkembang ditataran lingkungan dan berlanjut pada layanan kesehatan.“Mari kita jaga komitmen untuk hidup sehat. Seperti yang dibacakan para kepala desa se-Kecamatan Sudimoro tadi,” ujarnya lagi.

Terkait ketersediaan air bersih yang dituding sebagai “biang” merebaknya Hepatitis A beberapa waktu kemarin, Bupati menyampaikan jika pihaknya, dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus melakukan pengiriman ke kawasan-kawasan terdampak kekeringan.

Hanya saja, karena jumlah armada terbatas, droping tidak dapat dilakukan sebanyak yang diinginkan masyarakat. Disisi lain ia berharap agar rencana pembangunan Bendungan Wadang diwilayah setempat dapat disetujui masyarakat serta direalisasikan. Sebab dapat memenuhi kebutuhan air bersih pada lokasi yang berbatasan dengan Kabupaten Trenggalek itu.

Sementara, Kepala Dinkes Pacitan Eko Budiyono menyampaikan melalui gerakan gerakan Taspen (Tatalaksana Penderita) saat ini penanganannya telah mencapai angka 95 persen. “Alhamdulillah sampai hari ini tidak ada lagi yang dirawat,” ujarnya, seperti dikutip dari siaran pers Humas Pemkab Pacitan.

Namun demikian pihaknya tidak ingin kecolongan. Pemantauan akan terus dilakukan. Demikian pula dengan laporan-laporan yang disampaikan per minggu secara terus menerus karena tingginya mobilitas warga. Bahkan hal itu dilakukan secara online, dan diketahui langsung oleh Kementerian Kesehatan RI.

Eko juga mengingatkan agar masyarakat tetap menjaga kebersihan dengan mencuci tangan menggunakan sabun. Khususnya setelah dari kamar kecil. Selain itu, rutinitas serupa juga harus dilakukan paska menangani hewan piaraan atau ternak. Seperti ayam, bebek, burung, sapi, dan kambing.

Sampai pada 30 Agustus 2019 lalu, Eko mengatakan tidak ada lagi pasien yang dirawat di Puskesmas atau pun di Rumah Sakit, namun pemerintah tetap waspada hingga saat ini melalui berbagai metode pemantauan. Bersyukur hasilnya tetap nihil hingga saat ini.

“Masyarakat semakin siaga dengan berbagai kemungkinan serangan penyakit,” tandasnya.

Terkait pencabutan status kejadian luar biasa (KLB) Eko menjelaskan, sesuai Peraturan Menteri Kesehatan, pencabutan surat keputusan (SK) Bupati Pacitan tentang penetapan KLB. Sesuai ketentuan, kata Eko, pencabutan tersebut yakni dua kali masa inkubasi Hepatitis A yang direncanakan pada 10 Oktober 2019 mendatang.

Eko mengatakan penanganan hepatitis A dengan metode tata laksana penderita sesuai standar, survailen atau pemantauan mingguan dan penanganan faktor risiko atau disingkat Taspen. (Humas/Pemkab)