Aransemen Musik Berbasis Matematika, Musisi Asal Pacitan Sabet Penghargaan Internasional

oleh -396 Dilihat
Aransemen Musik Berbasis Matematika, Musisi Asal Pacitan Sabet Penghargaan Internasional. (Foto: Julian Tondo/Pacitanku)

Pacitanku.com, PACITAN – Berkat kegigihannya mengutak-atik aransemen musik berbasis matematika, Tegar Dhewangga Trenggono, putra kedua dari budayawan Pacitan, Bambang Trenggono akhirnya berhasil meraih prestasi yangprestisius.

Musisi yang akrab disapa Tegar ini meraih penghargaan berupa Token Appresiation word of musik dari Seton Hall University, The City of South Orange, New Jersey, Amerika Serikat.

Kabar pengakuan dari dunia musik internasional tersebut diterima pada Kamis (7/3/2024).

Saat dikonfirmasi, Tegar mengatakan, karya cipta musik berbasis ilmu matematika tersebut diawali dari keterpurukan nilai sekolah di SMP kelas 2 pada Tahun 2002 silam. Dan ditindaklanjuti melakukan penulisan riset pada 2015 berlanjut pengembangan pada 2018.

Menurut Tegar, pada dasarnya musik itu linier dengan matematika.

“Musik itu layaknya sebuah angka. Sedangkan angka merupakan hal pokok di dunia matematika. Seperti misalnya solmisasi, yaitu do, re, mi dan seterusnya. Demikian juga tempo musik ada1/4, 3/4, 4/4 dan seterusnya. Hal inilah yang mengilhami untuk mengutak-atik aransemen musik dengan didasari ilmu matematika,” kata Tegar.

Lebih jauh, Tegar mengungkapkan, utak-atik aransemen itu dengan megcover ulang sebuah lagu berjudul “Syantik” yang sempat nge-hits oleh penyanyi dangdut papan atas bernama Siti Badriah.

Dari lagu itulah ia jadikan “kelinci percobaan” atau (Frankenstain), hingga berubah menjadi genere musik dengan sudut pandang matematika. “Jadi ketika melihat matematika, kita sama halnya membaca musik. Matematika adalah musik yang tertulis,” jelasnya.

Di awal mengutak-atik arasemen tersebut sejatinya masih berupa prototype, yang perlu pengembangan.

“Awalnya saya nggak berharap apa-apa, ya hanya sekedar iseng. Tapi tanpa diduga karya tersebut ternyata mendapat pengakuan dari dunia musik internasional,” ujarnya.

Ibarat seorang fisikawan, prestasi yang diraih Tegar tersebut tak ubahnya seperti penganugerahan nobel. Maka tak salah apabila ia patut mendapat penganugerahan gelar profesor musik matematika Pacitan.

Sebab hanya dialah yang bisa menerapkan ilmu matematika dalam bermain musik.

Harapannya, semoga prestasi level dunia itu bisa mendapatkan apresiasi dari Pemkab. Dan kedepannya bisa dijadikan wahana edukasi bagi generasi muda yang demen bermain musik dengan kolaborasi ilmu matematika.

No More Posts Available.

No more pages to load.