Kabar Duka, Sutrisno, Bupati Pacitan Periode 2000-2005 Meninggal Dunia

oleh -25 Dilihat
Sutrisno saat menjadi Bupati Pacitan.

Pacitanku.com, PACITAN – Kabar duka untuk masyarakat Pacitan. Bupati Pacitan ke-28 yang menjabat sebagai Bupati Pacitan periode 2000-2005, H Sutrisno, SE berpulang pada Kamis (4/11/2021) pukul 05.30 WIB di Rumah Sakit JIH DI Yogyakarta. Sutrisno meninggal dunia di usia ke-72 tahun.

“Innalilahi wa inna ilaihi rojiun Pemerintah Daerah dan Masyarakat Kabupaten Pacitan ikut berduka cita atas meninggalnya H. Sutrisno, Semoga amal ibadahnya diterima disisi Allah SWT, dan mereka yang ditinggalkan dapat diberikan ketabahan dan keikhlasan. Amin,”demikian ungkapan duka yang diunggah laman resmi Humas Pemkab Pacitan pada Kamis pagi.

Semasa menjadi Bupati Pacitan, Sutrisno yang merupakan Bupati Pacitan pertama di era reformasi ini menjalankan roda pemerintahan berpasangan dengan Wakil Bupati Abdul Mu’id Anwar.

Sosok Sutrisno sendiri adalah pengusaha sekaligus pendiri bus PO Maju Lancar dengan trayek awal Wonosari- Yogyakarta. Sutrisno memimpin Pacitan selama lima tahun, yakni sejak tahun 2000 hingga 2005.

Pada tahun 2004 Pacitan meraih penghargaan kabupaten pelaksana partisipasi Publik Otonomi Award Jawa Pos. Penghargaan dari JPIP ini berdampak pada lahirnya kebijakan alokasi dana desa Rp11 juta per desa saat itu.

Saat ini ADD sudah menjadi sumber anggaran tetap di seluruh desa di Kabupaten Pacitan dengan nilai variatif masing-masing desa pemberian ADD didasarkan pada jumlah penduduk desa setempat.

Sejumlah pabrik berskala kecil berhasil dibuka di Pacitan di masa kepemimpinan Bupati Sutrisno. Antara lain pabrik rokok Mitra Sampoerna di Kecamatan Pacitan dan pabrik kayu lapis (DSUC) di Kecamatan Arjosari.

Kedua pabrik ini menyedot cukup banyak tenaga kerja lokal sehingga mereka tidak merantau ke daerah lain untuk mendapatkan penghasilan. Kembalinya pekerja pabrik asal Pacitan dari perantauan kemudian bergabung di pabrik kayu lapis tersebut berdampak pada peningkatan kesejahteraan buruh dan keluarganya. Hal ini juga melatarbelakangi masyarakat menempatkan Sutrisno sebagai bapaknya para buruh Pacitan.

Di era Bupati Sutrisno juga dimulai pembangunan stadion Pacitan rintisan dan pemugaran Masjid Agung Darul Falah. Dimana kedua fasilitas tersebut kini sudah berdiri megah dan digunakan untuk aktivitas masyarakat Pacitan, baik aktivitas olahraga di stadion atau aktivitas spiritual di Masjid Agung Darul Falah.