Pesan Plt Kadinkes Pacitan: Jauhi Penyakitnya, Jangan Jauhi Orangnya

oleh -0 Dilihat
Trihariadi Hendra Purwaka, Plt Kadinkes Pacitan.

Pacitanku.com, PACITAN– Keresahan masyarakat terhadap wabah coronavirus disease 2019 (COVID-19) kian menjadi. Banyak dari mereka yang akhirnya antipati terhadap rekan atau bahkan keluarganya sendiri yang terindikasi terinfeksi COVID-19.

Klaim ataupun stigmatisasi terhadap seseorang yang diduga terpapar virus SARS-CoV-2 , melebihi seorang teroris. Mereka banyak dikucilkan. Bahkan tak sedikit masyarakat di daerah lain yang sampai menolak kepulangan warganya, gegara terindikasi paparan virus yang diklaim berasal dari daratan China tersebut.

Menyikapi dampak sosial yang terus menyeruak itu, gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 Pemkab Pacitan, berencana melakukan road show untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat luas.

Selain melibatkan tim dari Dinas Kesehatan juga personil dari Polres, utamanya Satuan Binmas.

“Bukan soal COVID-19, namun yang kita tekankan agar masyarakat tidak semaunya sendiri, memberikan stigmatisasi kepada seseorang yang terindikasi terinfeksi covid-19,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Pacitan, Trihariadi Hendra Purwaka, Ahad (3/5/2020).

Masyarakat harus paham, apa dan bagaimana menyikapi wabah COVID-19 ini. Pria yang akrab disapa Hendra ini lantas memberikan penjelasan terkait seseorang yang dinyatakan reaktif COVID-19 hasil rapid diagnostic test (RDT), misalnya.

Meskipun ia dinyatakan positif COVID-19 hasil RDT, namun masyarakat tidak serta merta bisa menstigmatisasi kalau orang tersebut lantas positif mengidap virus SARS-CoV-2 atau COVID-19.

“RDT itu hanya tes permulaan yang akan dijadikan acuan tim medis untuk melanjutkan dengan uji swab ataukah tidak. Meski hasil RDT menyatakan reaktif, namun belum tentu orang tersebut positif terinfeksi COVID-19. Atau sebaliknya, ketika hasil RDT non reaktif, juga belum bisa dipastikan kalau orang tersebut negatif dari COVID-19.

Kepastian yang lebih akurat, setelah dilakukan uji swab. Ini yang harus dipahami masyarakat agar tidak dengan mudah menstigmatisasi seseorang lantas mengucilkan atau menganggap mereka sebagai objek penyebaran COVID-19,” jlentrehnya.

Yang harus diperhatikan lagi, lanjut dia, bahwa COVID-19 ini, tidak hanya menyerang orang dewasa. Bayi ataupun anak-anak, juga bisa terpapar.

“Untuk itulah masyarakat harus bisa lebih legowo dan jembar dalam menyikapi wabah penyakit COVID-19. Makanya kami imbau jangan dengan mudah menstigmatisasi seseorang. Ya kalau itu orang dewasa, kalau misalnya yang di stigmakan itu masih anak-anak, tentu akan memengaruhi tumbuh kembangnya kelak,” tutur Hendra yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana dan Perlindungan Anak Pacitan ini.

Lain itu, Hendra juga menegaskan sampai detik ini, para ahli belum menemukan obat atau vaksin COVID-19. Hal mendasar yang bisa mempercepat proses penyembuhan pasien positif COVID-19, yaitu imunitas atau kekebalan tubuh masing-masing.

Imunitas ini akan terbangun dengan sempurna ketika ditunjang suasana ketenangan dan kedamaian hati dari si pasien.

“Kita hanya bisa memberikan asupan vitamin dan gizi seimbang. Tujuannya agar imunitas pasien bisa terbangun sempurna. Sehingga virus akan bisa dilemahkan dengan perlawanan anti bodi tersebut. Karena itu, kami imbau masyarakat justru harus memberikan support dan jangan mengucilkan. Jauhi penyakitnya tapi jangan jauhi orangnya,” pesan Hendra.

Sementara itu, menurut rencana kegiatan road show tersebut dimulai pada Senin besok. Gugus tugas akan memberikan sosialisasi dari satu tempat ke tempat lainnya secara bergantian.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan

No More Posts Available.

No more pages to load.