La Nina Picu Bencana di Indonesia, BMKG dan Pemprov Jatim Siaga

oleh -126 Dilihat
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati. (Foto: Dok. BMKG)

Pacitanku.com, SURABAYA –  Banjir, tanah longsor, dan angin kencang  menerjang  berbagai wilayah di Indonesia. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati,  menjelaskan bahwa  cuaca ekstrem ini dipicu oleh  fenomena La Nina Lemah yang meningkatkan intensitas curah hujan hingga 40 persen. 

“Kondisi ini berbeda dengan tahun lalu saat El Nino menyebabkan  kemarau panjang,”  ungkap Dwikorita dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, baru-baru ini.

Rakor  yang dihadiri  Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Pratikno, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, dan Bupati/Walikota se-Jawa Timur ini  fokus pada upaya mitigasi dan penanganan  bencana hidrometeorologi.

Dwikorita  mengungkapkan bahwa La Nina Lemah  menyebabkan peningkatan curah hujan di hampir seluruh wilayah Indonesia.  “Fenomena ini  menjadi  pemicu  pertumbuhan awan hujan, sehingga intensitas dan volume hujan meningkat signifikan,” jelasnya.

Selain La Nina,  posisi geografis Indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudra  membuat  negeri ini  dikepung bibit siklon.  Kondisi ini  memicu angin kencang, gelombang tinggi, dan cuaca ekstrem. 

“Ditambah lagi dengan  dinamika atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan potensi Cold Surge  dari Siberia,  risiko  hujan lebat  semakin meningkat, terutama di wilayah barat, selatan, dan tengah Indonesia,” papar Dwikorita.

BMKG  terus  mengeluarkan peringatan dini  dan  berkoordinasi dengan berbagai pihak  untuk meningkatkan kewaspadaan. “Kami  juga mengimbau masyarakat untuk  aktif  mengecek prakiraan cuaca melalui aplikasi InfoBMKG,”  imbuhnya.

Jawa Timur Siaga

Dwikorita  menyoroti  Jawa Timur yang telah memasuki puncak musim hujan.  

“Prakiraan curah hujan  Desember 2024 – Januari 2025  berada pada kategori menengah hingga sangat tinggi.  Selain banjir,  potensi  longsor, gelombang tinggi, dan banjir rob  juga  mengancam,”  jelasnya.

Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono,  menegaskan  kesiapan  Pemprov Jatim  dalam menghadapi bencana hidrometeorologi.

 “Kami telah  menetapkan status siaga darurat,  mengaktifkan posko siaga,  melakukan pengecekan  Early Warning System (EWS),  serta  mendistribusikan logistik dan peralatan ke  kabupaten/kota,”  paparnya.

Adhy  menambahkan bahwa  mitigasi bencana di Jatim dikelompokkan  menjadi delapan klaster  berdasarkan wilayah  dan Daerah Aliran Sungai (DAS)  untuk  memaksimalkan  upaya  penanganan  bencana.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.