Ini Refleksi Kepemimpinan Ala SBY di Malam Tasyakuran Museum dan Galeri SBY-Ani

oleh -148 Dilihat
SBY menyatakan bahwa segala yang dipamerkan di museum adalah dokumentasi dari kerja kerasnya selama dua periode kepemimpinannya di Indonesia. (Foto: Sulthan Shalahuddin/Pacitanku)

Pacitanku.com, PACITAN – Museum dan Galeri SBY-ANI telah mencapai usia satu tahun usai pertama kali diresmikan tahun lalu. Untuk merayakannya, digelar malam Tasyakuran ulang tahun museum presiden tersebut yang diadakan pada Jumat (16/08) malam.

Ratusan tamu undangan terlihat memenuhi halaman kompleks museum yang terletak di Jalan Lintas Selatan (JLS), Kelurahan Ploso, Pacitan.

Momen penuh keakraban ini juga menjadi kesempatan bagi Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, untuk mengenang masa jabatannya.

Di hadapan para tamu, SBY menyatakan bahwa segala yang dipamerkan di museum adalah dokumentasi dari kerja kerasnya selama dua periode kepemimpinannya di Indonesia.

“Dalam konteks itulah saya dengan pemerintahan yang saya pimpin bekerja dan apa yang kami lakukan dulu dengan segala kelebihan dan kekurangannya telah terabadikan di museum yang ada di depan hadirin sekalian,”kata SBY dalam sambutannya.

Salah satu undangan yang dominan terlihat adalah rombongan Cadaka Dharma Puncak Tidar 1973, yang merupakan kawan seperjuangan SBY saat pendidikan militer dahulu.

Berasal dari lintas matra ditambah unsur kepolisian, SBY mengucapkan kebanggaannya kepada mereka.

“Saya sangat bangga. Banyak diantara teman-teman seperjuangan di Cadaka Dharma dapat amanah penting di negara. Yang juga sangat membantu saat saya menjadi presiden dahulu,”jelasnya.

SBY juga menyinggung jika dalam catatan sejarah, kerap terjadi pemutarbalikan fakta. Sesuatu yang kita anggap benar, bisa jadi salah dan sebaliknya.

Oleh karena itu, keberadaan museum kepresidenan pertama di asia tenggara ini diharapkan menjadi ajang belajar pada sejarah.

“Karena kita mencintai kebenaran dan tidak mempermaikannya, maka apa yang ada di depan Bapak Ibu ini adalah suatu bentuk ikhtiar saya agar di negeri ini kita bisa terus belajar dari sejarah dan bisa melihat masa lalu dengan adil” terangnya.

SBY menambahkan, tiap masa pemerintahan ataupun pemimpin tentu ingin berbuat terbaik bagi bangsa dan negaranya. Oleh karena itu akan lebih baik jika terbangun sikap saling menghormati dan saling menghargai antar pemimpin bangsa.

“Apapun yang kemudian terjadi di masa lalu dengan segala kelebihan dan kekurangannya, ya itulah masa lalu. Kalau masa lalu kita lihat kesalahan, maka mari kita ambil hikmahnya, lalu berupaya untuk tidak mengulangi  kesalahan itu di masa depan,” imbuhnya.

Momen pilkada serentak yang sebentar lagi berlangsung juga tak luput ia sebut. SBY secara tegas menjelaskan konsep kekuasaan yang ia pegang.

Menurutnya, kekuasaan mesti diperoleh secara sah, etis, dan konstitusional. Karena bagaimana sebuah kekuasaan tersebut diraih, berpengaruh bagaimana kekuasaan digunakan tanpa menyalahgunakannya.

“Setelah mendapatkan kekuasaan, itu harus digunakan secara sah, secara etis, dan secara konstitusional. Dalam arti tidak menyalahgunakan kekuasaan, No Abuse of Power,” terang SBY sambil mencontohkan caranya memimpin saat masih mengemban amanah sebagai Presiden RI selama 2 periode kepemimpinan.

Sebagai informasi, Museum dan Galeri SBY*ANI di Pacitan terletak di Jalan Lintas Selatan, tepatnya masuk wilayah Kelurahan Ploso, kecamatan Pacitan.

Bangunan megah arsitektur elegan ala eropa itu menjadi museum kepresidenan pertama di Asia. Keberadaannya selain untuk mengenang sejarah, juga diharapkan bisa jadi ikon wisata baru di Pacitan.

Pagi hari sebelumnya ratusan rekan SBY sesama alumni Akabri tahun 1973 ini sudah diajak tour menyusuri seluruh ruangan museum.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.