Semarak Upacara Adat Tetaken Gunung Limo, Diharapkan Terus Dirawat Kelestariannya

oleh -12 Dilihat
UPACARA ADAT. Prosesi upacara adat Tetaken Gunung Limo yang di gelar warga Desa Mantren, Kecamatan Kebonangung. (Foto: Dok. Prokopim Pacitan)

Pacitanku.com, KEBONAGUNG – Sebanyak 7 pemuda murid Padepokan Tunggul Wulung Gunung Limo turun gunung.

Dengan berpakaian serba putih ketujuh siswa pertapan itu menjalani wisuda oleh sang juru kunci Gunung Limo.

Prosesi tersebut merupakan bagian dari upacara adat Tetaken Gunung Limo yang di gelar warga Desa Mantren, Kecamatan Kebonangung.

Lahirnya upacara ritual Tetaken ini tidak lepas dari kisah Ki Tunggul Wulung yang mengembara menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Hingga akhirnya, menetap di puncak Gunung Limo.

Menjadi agenda tahunan desa sejak pertama kali digelar tahun 2006, upacara adat Tetaken terus lestari sampai saat ini.

Bukan hanya masyarakat Desa Mantren namun banyak warga luar desa yang datang menyaksikan.

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji yang hadir dalam acara tersebut berharap, upacara adat Tetaken ini terus dirawat dan dijaga.

“Dalam adat Tetaken ini ada unsur kegotongroyongan, ada silaturahmi, ada sedekah serta hal positif lainnya. Dan harapannya berdampak baik bagi perekonomian masyarakat Desa Mantren,”kata Mas Aji, Rabu (2/8/2023) mengutip siaran pers Prokopim Pacitan.

Tetaken berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti teteki atau maknanya adalah pertaapaan. Tak heran, dalam pelaksanaan ritual ini, suasana religius begitu terasa.

Adat Tetaken dilaksanakan setiap tanggal 15 Muharam dalam kalender Islam.

No More Posts Available.

No more pages to load.