BMKG: Gempabumi di Barat Daya Pacitan Jenis Dangkal Akibat Aktivitas Subduksi

oleh -0 Dilihat
Gempa di barat daya Pacitan pada Kamis (12/3/2020). (Foto: BMKG)

Pacitanku.com, PACITAN – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut kejadian gempabumi yang terjadi di barat daya Kabupaten Pacitan, Jawa Timur sebagai akibat dari adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah lempeng Eurasia.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Rahmat Triyono dalam keterangan persnya yang diterima Pacitanku.com, mengatakan gempabumi tektonik tersebut terjadi pada Kamis (12/3/2020) pukul 15.03 WIB di wilayah Samudera Hindia di Selatan Pulau Jawa.

Baca juga: Pacitan Digoyang Gempa Magnitudo 5.0, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter awal dengan magnitudo 5,0 yang selanjutnya dimutakhirkan menjadi magnitude 5,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9.06 LS dan 110.56 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 113 km arah barat baya Kota Pacitan, Jawa Timur pada kedalaman 53 km,”kata Rahmat.

Lebih lanjut, Rahmat mengungkapkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki mekanisme sesar turun,”tandasnya.

Terkait dampak gempabumi, Rahmat mengatakan guncangan gempabumi ini dirasakan di Pacitan, Ponorogo, Tulungagung, Bantul, Klaten, Wonosari dan Yogyakarta II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), Cilacap, Trenggalek dan Purworejo I-II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut, dan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,”jelasnya.

Rahmat mengatakan, hingga hari Kamis(12/3/2020) pukul 15.50 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan atau aftershock.

Untuk rekomendasi yang diberikan, Rahmat mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,”tandasnya.

Dia juga mengatakan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg. 

No More Posts Available.

No more pages to load.