Proyek Perbaikan DAM Jelok Baru Kelar Bulan Depan

oleh -1 Dilihat

damPacitanku.com, PACITAN – Bagi warga Dusun Prambon, Desa Sukoharjo, Kecamatan Pacitan harus mulai membiasakan diri dengan banjir yang datang setelah hujan deras turun. Pasalnya, proyek perbaikan DAM Jelok senilai Rp 1,2 miliar itu ditargetkan baru bisa rampung November mendatang.

Kasi Pembangunan Jaringan Pengairan Dinas Bina Marga dan Pengairan Yudo Tri Kuncoro mengatakan, proyek penambahan pelimpah itu memang sejak awal untuk mengantisipasi debit air yang semakin besar. Sebab, sebelum ada perbaikan debit air Sungai Jelok sampai melebihi batas tanggul.

Yudo mengungkapkan, sebenarnya pihaknya sudah mengantisipasi adanya kemungkinan terjadinya luapan air Sungai Jelok saat hujan deras turun. Salah satunya dengan memasang beberapa kantung pasir di saluran pembuangan air yang difungsikan untuk mengairi lahan pertanian warga setempat. ‘’Bahkan, dari pantauan pintu air Stasiun Kebonagung ketinggian genangan mencapai 151 sentimeter pada saat hujan Kamis (15/9) malam,’’ ungkapnya, baru-baru ini.

Saat ini progres proyek penambahan pintu pelimpah di DAM Jelok mengalami keterlambatan. Seharusnya pada bulan ini progresnya sudah mencapai 40 persen, namun pada kenyataannya baru sekitar 34 persen. Menurutnya, keterlambatan itu lebih disebabkan karena kondisi air sungai meluap akibat hujan deras pekan lalu. ‘’Tahapannya belum sampai pemasangan pintu pelimpah air,’’ katanya.

Sementara itu, Pjs Kepala Desa Sukoharjo Dwi Saryono meminta warga setempat untuk tetap tenang. Dia juga mengungkapkan, bahwa banjir yang datang dalam sepekan terakhir ini merupakan risiko dari permintaan warga atas pembangunan penambahan pelimpah air di DAM Jelok. Harapannya, setelah pintu air diperbaiki maka banjir tidak akan datang lagi. ‘’Ini memang risiko pembangunan. Tapi, tujuan ke depan harus dipahami masyarakat. Yakni untuk mengantisipasi terjadinya banjir lagi di Dusun Prambon,’’ katanya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, hujan deras pada Kamis (15/9) malam mendatangkan banjir dan longsor di sejumlah wilayah Pacitan. Banjir merendam rumah warga di Dusun Prambon, Desa Sukoharjo serta Dusun Krajan, Desa Sirnoboyo, Kecamatan Pacitan. Selain hujan deras, banjir terjadi karena air kiriman dari wilayah hulu Sungai Jelok sehingga beberapa anak sungai.

Banjir diketahui terjadi pada malam Jumat sekitar pukul 21.00. Setengah jam kemudian air sudah masuk dan menggenangi rumah warga. Wilayah terdampak banjir paling parah adalah Dusun Prambon, Desa Sukoharjo. Puluhan rumah warga di tiga RT terendam banjir hasil luapan dari DAM Sungai Jelok yang saat ini sedang diperbaiki setelah jebol sepekan lalu.

Sebagian rumah warga di RT 02, 03, dan 04 RW 04, Dusun Krajan, Desa Sirnoboyo juga terendam air. Bedanya, banjir di dusun tersebut disebabkan karena dibongkarnya tanggul Sungai Sirnoboyo oleh PT Hutama Karya sebagai dampak pembangunan Jembatan Sirnoboyo.

Kejadian tersebut merupakan banjir kali kedua dalam waktu sepekan yang dialami warga di dua dusun tersebut. Sebelumnya, banjir sempat melanda dua dusun tersebut, Sabtu (10/9) lalu. Hanya saja, banjir kali ini lebih parah. Ketinggian air hingga mencapai lutut orang dewasa.

Kondisi itu juga membuat sebagian warga panik. Mereka pun memilih mengungsi karena air masuk ke dalam rumah. Terutama warga lanjut usia. Sebab, hujan deras berpeluang turun lagi. Bahkan, hingga kemarin pagi genangan banjir belum surut. ‘’Sekarang sudah mulai surut. Tapi, ketinggian air masih sekitar 10 sentimeter,’’ ujar Ami, salah seorang warga Dusun Prambon.

Untuk mengantisipasi naiknya permukaan air, petugas BPBD yang mendapatkan laporan warga langsung berkoordinasi dengan satuan kerja (satker) terkait dan pekerja proyek DAM Sungai Jelok untuk membuat tanggul darurat dengan cara menambah ketinggian menggunakan tumpukan pasir dan batu memakai alat berat. Pasalnya, luapan air sungai yang membelah Desa Sukoharjo itu sudah mencapai permukaan tanggul.

Terpisah, pasca terjadinya rentetan bencana banjir dan longsor di Pacitan, Bupati Pacitan Indartato langsung meninjau lokasi kejadian. Orang nomor satu di jajaran Pemkab Pacitan tersebut menginstruksikan kepada para kepala satuan kerja (satker) terkait untuk segera menangani permasalahan yang terjadi di lapangan. (RAPP002/her/yup)

Sumber: Radar Madiun