Eks Lokalisasi Kedung Banteng Bakal Disulap Jadi Pusat Perekonomian di Ponorogo

oleh -1 Dilihat
Bantuan untuk penghuni Lokalisasi Kedungbanteng Ponorogo oleh Mensos. (Foto: DInar/Deliknews)
Bantuan untuk penghuni Lokalisasi Kedungbanteng Ponorogo oleh Mensos. (Foto: DInar/Deliknews)
Bantuan untuk penghuni Lokalisasi Kedungbanteng Ponorogo oleh Mensos. (Foto: DInar/Deliknews)
Bantuan untuk penghuni Lokalisasi Kedungbanteng Ponorogo oleh Mensos. (Foto: DInar/Deliknews)

Pacitanku.com, SURABAYA – Lahan tempat eks lokalisasi Kedung Banteng yang terletak di Desa Kedung Banteng, Kecamatan Sukorejo, Ponorogo rencananya bakal diubah oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menjadi pusat perekonomian baru di wilayah setempat.

Sebagaiaman diketahui, lokalisasi tersebut resmi ditutup Kementerian Sosial RI, Pemprov Jatim dan kabupaten pada 8 Juni 2015. Saat ini, Pemprov Jatim bersama Pemkab Ponorogo dan pihak-pihak terkait tengah melakukan pemetaan, salah satunya mengiventarisasi bidang perekonomian apa yang diinginkan masyarakat eks lokalisasi dan para mucikari.

“Kami bergerak cepat untuk memanfaatkan lahan eks lokalisasi Kedung Banteng Kecamatan Sukorejo, sebagai pusat perekonomian, tahapannya masih ‘mapping’ dan melihat apa yang diharapkan menjadi perekonomian di sana. Yang pasti, rencana ini akan segera dilakukan,” jelas Hizbul Wathon, Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Jatim di Surabaya, Ahad (21/6/2015) kemarin.

Berdasarkan informasi, Gubernur Soekarwo juga akan memberikan bantuan kepada masyarakat usai penutupan lokalisasi untuk 92 orang yang terkena dampak penutupan beserta 39 orang mucikari. Pemprov Jatim juga telah memberikan bantuan kepada para wanita tuna susila (WTS) berupa uang stimultan untuk usaha sebesar Rp3 juta, yang telah diberikan pada 14 Juni 2015.

Dengan demikian, setiap WTS menerima uang sebesar Rp7 juta lebih dari penutupan lokalisasi di Ponorogo karena selain Pemprov, Kementerian Sosial juga memberikan bantuan uang Rp3 juta untuk pemberdayaan eknomi. Tidak itu saja, setiap bulannya para WTS juga masih mendapat uang jatah hidup selama tiga bulan sebesar Rp600 ribu, dan Rp250 ribu untuk biaya transport pulang ke daerah asal. (RAPP002)