1200 Pengrajin Akik Pacitan Catatkan Penghasilan Minimal Rp 9 M Per Bulan

oleh -1 Dilihat
Berbagai Macam Produk Akik Pacitan
Berbagai Macam Produk Akik Pacitan
Berbagai Macam Produk Akik Pacitan
Berbagai Macam Produk Akik Pacitan

Pacitanku.com, PACITAN – Fenomena batu akik Pacitan memang telah membuat masyarakat Pacitan yang mengelola bisnis batu akik ini meningkat secara kesejahteraan ekonomi. Hal itu diakui oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat.

Melalui Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), setidaknya saat, ini tak kurang dari 1.200 perajin batu akik di Pacitan mampu mendapatkan penghasilan minimal Rp9 miliar setiap bulan atau Rp 300 juta per hari.

Menurut Supomo, Kepala Diskoperindag Pacitan, jika sehari laku satu akik saja dengan harga murah, yakni rata-rata Rp250 ribu, sehari bisa menghasilkan Rp300 juta. “Kalau sebulan tinggal kali 30 saja,” katanya, Senin (22/6/2015).

Dikatakan Supomo, sangat mungkin dalam sehari satu perajin bisa menghasilkan dan menjual lebih dari satu akik. Apalagi, jika hari-hari libur akan semakin banyak pengunjung yang datang ke Pacitan, baik untuk melakukan kunjungan wisata maupun khusus membeli batu akik.

Adanya industri batu akik Pacitan, tentu berimbas terhadap derajat kesejahteraan masyarakat setempat. Selain menambah penghasilan masyarakat dari membuat dan mencari bahan dasar hingga berdagang batu akik, juga telah mengurangi angka pengangguran yang relatif cukup banyak.

Pemkab pun akan terus melakukan pembinaan dan mendorong para perajin tetap berproduksi secara berkelanjutan. Selain memberikan pelatihan, pihaknya juga membantu peralatan dan modal dari dana bergulir kepada para perajin.

Dikenal Sebagai Kota Akik Sejak Puluhan Tahun lalu

Pacitan sendiri sudah dikenal sebagai surga batu akik sejak awal tahun 1980-an sudah dikenal sebagai penghasil batu akik sehingga mendapat julukan Kota Akik. Kemudian, pada tahun 1985, Pemkab Pacitan membentuk Unit Bina Industri Batu Mulia (Ubibam) yang kini menjadi unit pelaksana teknis (UPT) Diskoperindag.

Pada waktu itu, Ubibam Kabupaten Pacitan diresmikan oleh Menteri Perindustrian pada Kabinet Pembangunan IV pada era Orde Baru, yakni Hartarto Sastrosoenarto. Ubibam memiliki tugas pokok mendidik dan membina perajin batu akik agar lebih terampil.

Sehingga, menurut Supomo, hampir semua perajin akik di sini adalah lulusan dari Ubibam. Saat itu, pengrajin akik di Pacitan hanya 150-an orang, dan terus meningkat. Dan pada akhirnya, sejak pertengahan 2014 sampai Februari 2015 tercatat sekitar 1.200 orang pengrajin. “Mungkin dari Februari sampai sekarang bisa bertambah lagi,” ungkapnya. (RAPP002/Gulalives/Antara/Masuki M Astro)