Longsor di Wonodadi Kulon Ancam Permukiman, Ratusan Warga Mengungsi ke Balai Dusun

oleh -11 Dilihat
AKSES JALAN TERTUTUP. Longsor di Dusun Ketos menyebabkan akses jalan warga setempat tertutup. (Foto: Sudarsono/Pacitanku)

Pacitanku.com, NGADIROJOBencana alam tanah longsor yang terjadi di Gunung Pelkantung, Dusun Ketos, Desa Wonodadi Kulon, Kecamatan Ngadirojo membuat warga setempat terpaksa mengungsi untuk mengantisipasi dampak longsor susulan.

Bencana tanah longsor tersebut terjadi pada Selasa (14/2/2023) petang, dimana material longsor berupa batu dan lumpur meluncur ke bawah sejauh 1 kilometer.

Kepala Desa Wonodadi Kulon, Misto mengatakan longsor yang terjadi tersebut sangat berdampak kepada Dusun Ketos, khususnya di wilayah RT 1 dan RT 3 di Dusun Ketos, dan juga sebagian warga Desa Wonodadi Kulon dan warga Wonodadi Wetan.

“Kejadian longsor (Selasa lalu) menurut kami memang sangat mengancam, baik itu jiwa, juga terhadap akses-akses jalan, bahkan kebutuhan pokok keluarga, seperti air minum seperti itu,“kata Misto saat ditemui Pacitanku.com, Kamis (16/2/2023) di lokasi pengungsian di Balai Dusun Ketos.

Saat kejadian, kata Misto, lokasi longsor memang cukup jauh sekitar 1 kilometer dari permukiman warga. Namun demikian, kata Misto, longsor tersebut membawa bebatuan dan material tanah. Sehingga untuk kewaspadaan, pihaknya mengungsikan warga ke Kantor Dusun.

Warga Dusun Ketos mengungsi untuk menghindari ancaman longsor susulan. (Foto: Sudarsono/Pacitanku)

“Demi keamanan kita memang mengungsikan warga ke kantor Dusun karena ya tidak hanya terjadi sekali dua kali longsoran ini berlanjut berlanjut dan bebatuan, batu itu sangat besar seperti itu dan banyak ini khawatirnya kan juga bisa menimpa permukiman warga, sehingga memang harus kita amankan,”jelas dia.

Lebih lanjut, Misto mengungkapkan sebanyak 42 Kepala Keluarga (K) tersebut terdiri dari 57 warga laki-laki, 44 warga perempuan dan 21 anak-anak, sehingga total 142 jiwa diungsikan ke Balai Dusun Ketos.

“Kemarin itu (jumlah pengungsi) ada 42 KK dari RT 1 RT 3 dan sebagian dari perbatasan Wonodadi Wetan,”ujarnya.

Sejak peristiwa longsor, Misto mengungkapkan warga di pengungsian sudah sejak semalam berada di Kantor Dusun.

Dimana, warga pengungsi, kata Ketos, sangat membutuhkan kebutuhan dasar akibat dampak longsor tersebut. Salah satu yang sangat dibutuhkan adalah air bersih.

“Yang mendasar ini kebutuhan air bersih yang kemarin kami laporkan karena akses warga, air minum sumber mata air ini tertutup total oleh material longsor itu peralatan air bersihnya sehingga warga ini nggak bisa mengakses sama sekali,”ujarnya.

Saat ini, untuk menanggulangi kebutuhan air bersih itu, Misto mengungkapkan pihaknya sudah koordinasi dengan jajaran terkait mencari sumber air alternatif yang sifatnya sementara.

“Dan bahkan air hujan pun kita gunakan hari ini,”tandasnya.

Terkait sampai kapan warga berada di pos pengungsian, Misto mengatakan hal itu masih melihat kondisi yang terjadi pada Kamis (16/2/2023).

“Kita melihat kondisi siang hari ini nanti mudah-mudahan tidak hujan pak (wartawan), ya pada malam hari nanti ya kita kita pertimbangkan kembali (ke rumah), tapi yang sudah dua malam full ini kita berada di pengungsian Ini kantor dusunnya,”kata Misto.

Pemerintah Desa, kata Misto, juga terus berkoordinasi dan melaporkan bencana longsor di Dusun Ketos ini kepada pemerintah diatasnya, seperti Kecamatan, Polsek dan Koramil.

“Kami juga sudah dimintai data terkait mungkin nanti kebutuhan mendasar apa seperti ini, kemarinke sudah kami sampaikan dan kami laporkan. Rencananya hari ini akan ada bantuan baik itu dari sembako ataupun kebutuhan lainnya,”jelasnya.

Pihak Pemerintah sendiri, kata Misto, sudah meninjau langsung ke lokasi bencana untuk memastikan kebutuhan apa yang akan diberikan kepada korban.

“Kemarin perwakilan dari BPBD dan juga dari pemerintah daerah itu Pak Wakil Bupati (yang meninjau), beliau Pak Wakil Bupati Pacitan juga meninjau langsung ke tempat pengungsian warga dan titik nol-nya kejadian longsor, yang terletak sekitar 1 kilometer di atas pemukiman warga,”ungkapnya.

Warga setempat, kata Misto, juga terus berupaya semampunya membantu penanganan bencana longsor ini. Salah satunya kerja bakti untuk normalisasi aliran sungai.

“Hari ini kita ada kerja bakti normalisasi aliran Sungai,  karena menggerus ke rumah warga akibat dari longsor, karena banyaknya material,”pungkasnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.