Dua Santri Ponpes Hudatul Muna Ponorogo Asal Pacitan Jadi Korban Tenggelam di Sungai

oleh -4 Dilihat
DIANTAR. Jenazah korban tenggelam di Sungai di Ponorogo diantar ke rumah duka di Kecamatan Ngadirojo, Pacitan. (Foto: Dok PMI Kabupaten Ponorogo)

Pacitanku.com, PACITAN – Sebanyak empat santri Pondok Pesantren Hudatul Muna menjadi korban tenggelam saat mandi di sungai Tempuran yang terletak di Kelurahan Brotonegaran, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo pada Senin (14/1/2019).

Dua diantara empat korban tersebut adalah warga Pacitan, yakni Miftahhul Huda (14) warga Dukuh Tawang, RT/RW 001/007, Desa Wonodadi Kulon, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan dan Bambang Irawan (16) warga Dukuh Watuteklok, RT/RW 001/011, Desa Petungsinarang, Kecamatan Bandar.

Kedua santri tersebut tenggelam dengan dua temannya yakni Ahmad Qoirul Huda (14), warga  Dukuh Genuk, RT/RW 006/007, Desa Senepo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo dan Ahmad Ansori (15), warga Jalan Pancawala 1 RT/RW 042/009, Kelurahan Oro Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun. Sementara satu santri yang ikut mandi dan selamat atas nama Muchtarullah Chabib (16), warga Gang Nanas, Bumi Wonorejo, Kabupaten Nabire, Papua.

Menurut Kabid Rehabilitasi BPBD Ponorogo, Setyo Budiono menuturkan  pihaknya menerima informasi dari masyarakat bahwa ada orang tenggelam di lokasi tersebut pada Senin siang. Semula ada lima santri yang mandi di sungai.

Awalnya Muhtarulloh bersama empat santri mandi di tempat yang dangkal. Namun kelima santri tersebut akhirnya masuk ke bagian sungai yang dalam

Muchtarullah bersama dua santri yang lain berusaha menolong kedua temannya yang tidak bisa berenang dengan cara menyodorkan ranting kayu. Saat berusaha menolong dengan menggunakan kayu, tiba-tiba kayu terlepas dan dua santri lainnya ikut tenggelam.

“Saat mau naik ke darat salah satu korban meminta pertolongan kepada korban selamat namun setelah berusaha dua korban awal tidak dapat tertolong, dan yang mau menolong ikut tenggelam,”kata Budi, seperti dikutip Pacitanku.com dari Madiunraya.com.

Melihat keempat temannya sudah tenggelam, Muchtarullah berenang menuju tepi sungai untuk minta pertolongan. Selanjutnya, Petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kepolisian bersama warga sekitar berusaha melakukan pencarian jasad korban.

Hingga pada Senin (14/1/2019) sore sekitar pukul 17.30 WIB, tim gabungan akhirnya menemukan satu dari empat santri atas nama Miftahhul Huda yang merupakan kelas 2 MTs. Huda ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Jenazah Huda kemudian diantarkan oleh mobil dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Ponorogo ke rumah duka di Dukuh Tawang, RT/RW 001/007, Desa Wonodadi Kulon, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan pada Senin malam sekitar pukul 21.40 WIB.

Tim Gabungan pencarian korban pada hari pertama, Senin kemarin terdiri dari Pramuka Peduli BP, TAGANA Kabupaten Ponorogo, SAR MTA, BANSER, MAHIPA Unmuh Ponorogo, BPBD Kabupaten Ponorogo, PMI, BASARNAS Pos SAR Trenggalek dan RAPI Wilayah 21 Ponorogo.

Pencarian tiga korban lain dilanjutkan pada Selasa (15/1/2019) dengan tetap fokus pada titik awal dengan menggunakan perahu dan alat gantol dan dilanjutkan penyisiran.

Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Didik Alih Wibowo saat dihubungi Pacitanku.com pada Selasa (15/1/2019) menuturkan pihaknya membantu pencaria tiga korban kecelakaan sungai tersebut dengan mengerahkan 10 relawan yang terdiri dari TRC BPBD Pacitan, KODIM 0801/Pacitan, Polres Pacitan dengan peralatan Under Water dan perahu karet.

Sebanyak 10 relawan tersebut dipastikan bergabung dengan tim gabungan mencari korban yang belum ditemukan. Hingga berita ini diturunkan, Didik juga mengatakan belum ada perkembangan terkait pencarian korban. “Berdasarkan laporan tim kami di lapangan sampai waktu ini belum ada perkembangan,”katanya. (RAPP002)