Dinkes Pacitan: Perlu Deteksi Dini Kanker Payudara

oleh -5 Dilihat

kankerPacitanku.com, PACITAN – Kanker payudara masih menjadi momok bagi kaum perempuan. Berdasarkan data yang masuk ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan, ada 69 perempuan yang menderita kanker ganas tersebut tahun lalu. Bahkan delapan penderita penyakit telah meninggal dunia.

Bidang Bedah Umum RSUD dr Darsono, dr. Cahyo Nuralam Sp.B menyatakan, bahwa penyakit kanker payudara merupakan panyakit pembunuh nomor satu di dunia. Namun, masyarakat khususnya kaum perempuan tak perlu takut bahkan malu untuk memeriksakan diri sejak dini.

‘’Kalau stadiumnya sudah lanjut, peluang sembuhnya sulit. Oleh sebab itu, perlu adanya deteksi dini,’’ ujarnya saat menjadi pemateri deteksi dini penyakit kanker payudara dan leher rahim di Hotel Srikandi, kemarin (14/9).

Dikatakannya, tanda awal dari kanker payudara ini adalah ditemukannya benjolan yang terasa berbeda pada payudara. Jika ditekan, benjolan ini tidak terasa nyeri.

Awalnya benjolan ini berukuran kecil, tapi lama kelamaan membesar dan akhirnya melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau puting susu. ‘’Mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk itu harus secara rutin melakukan pemeriksaan payudara sendiri,’’ kata Cahyo.

Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Pacitan, Bambang Widjanarko menambahkan, dalam beberapa kasus, ada penurunan tren penderita penyakit kanker payudara. Dulu, penderita penyakit kanker payudara kebanyakan berusia di atas 50 tahun. Tetapi sekarang perempuan dengan usia lebih muda juga rentan. ‘’Sekarang usia 18-35 tahun bisa terkena penyakit kanker payudara,’’ ujarnya.

Bambang mengungkapkan, faktor penyebab perubahan mayoritas penderita penyakit kanker payudara tersebut karena pengaruh pola hidup. Para remaja, sering salah dalam menerapkan pola diet, mengonsumsi minuman beralkohol serta makanan yang mengandung lemak dan mengandung radikal bebas.

‘’Ada juga karena faktor keturunan. Tapi persentasenya lebih kecil dibandingkan perubahan pola hidup,’’ ungkapnya.

Sementara itu, Divisi Onkologi RSUD Dr Soetomo dr. M Budi Harjanto SpOG menambahkan, selain kanker payudara, kanker leher rahim atau kanker serviks juga menjadi penyakit yang menakutkan bagi kaum perempuan. Berdasarkan data dinkes setempat, total pada tahun 2015 sebanyak 22 perempuan menderita kanker serviks. ‘’Selain itu penderitanya tidak mengenal batas usia,’’ jelasnya.

Budi menyebutkan ada beberapa penyebab terjadinya kanker serviks. Di antaranya, hubungan seksual, menikah muda di bawah 18 tahun serta kurangnya menjaga kebersihan.

Karena itu, pihaknya berharap kepada masyarakat untuk dapat memeriksakan diri, agar gejala penyakit kanker tersebut dapat diketahui sejak dini. ‘’Sebelum stadium tiga penyembuhannya akan lebih mudah. Jadi, pemeriksaan sejak dini itu sangat penting,’’ terangnya.

Namun, biaya pengobatan yang cukup besar menjadi permasalahan untuk pemerintah dan masyarakat untuk pengobatan kanker. Menurut data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada tahun 2015 penderita kanker yang mendapat pengobatan sebanyak 937.000 kasus dan telah menelan biaya sebesar Rp 1,638 triliun. (her/yup/RAPP002)

Sumber: Radar Madiun